Masih ada ayo serbuuu SEKARANG sebelum habis😍
___________
PLAYLIST ⏯️ Ku Cinta Nanti (Ashira Zamita)
"Belum saatnya kau kumiliki, biarlah ini kan terhenti."
___________
Sekarang, Naqiya berdiri di jalan raya untuk menghentikan taksi yang biasanya kerap kali lewat di sini. Selama perjalanannya dari komplek perumahan hingga ke jalan raya seperti ini, tak ada inisiatif Bara untuk mengejarnya sama sekali.
Pria itu membiarkannya berlalu begitu saja.
Apa yang Naqiya harapkan sebenarnya? Berharap Bara menahannya? Berharap Bara menyusul dan mengejarnya? Sementara baru saja dirinya meminta untuk diceraikan?
Naqiya sudah cukup untuk bertindak terlalu naif. Sudah cukup banyak hal yang membuktikan kalau dunia tak melulu berjalan sesuai kehendaknya. Dunia bukanlah dongeng yang segalanya akan terasa manis dan indah.
Terlebih dunia pernikahan.
Mungkin kalau dirinya pemeran film, Bara akan mengejar langkahnya dan tak membiarkannya pergi begitu saja. Pria itu akan menggunakan segala usahanya untuk merayu dan meyakinkan Naqiya kalau dirinya tak bisa hidup tanpa sang istri.
Percayalah, Bara adalah pria dewasa yang kerap kali meremehkan berbagai hal. Mungkin saat ini Bara berpikir Naqiya sangat kekanakan sehingga tak mengejar atau bahkan menghalaunya pergi sama sekali.
Naqiya sudah sangat paham sekarang.
"Artinya, Mas Bara bisa hidup tanpa kamu, Nay," Gumam Naqiya dalam lamunannya menunggu kedatangan taksi. "Dia ganteng, dia punya duit, gampang cari istri baru. Udah bener, dia nggak sedih kamu pergi."
Jujur, dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Naqiya berat sekali meninggalkan Gaza, terlebih menitipkan bayi tercintanya itu pada sang ayah yang tak tahu caranya bertanggung jawab. Namun, untuk kali ini, Naqiya butuh waktu menenangkan diri.
Ia butuh waktu untuk menjernihkan pikirannya. Apakah kekeuh dengan permintaannya agar segera dijatuhkan talak oleh Bara, atau memilih pulang pada sandaran jiwanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...