19 | Ketukan Malam

35.2K 2.6K 62
                                    

TESTIMONI TIME🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TESTIMONI TIME🤗

Langsung ke shopee atau ig @mowteaslim dan juga bisa konsultasi gratis dulu di wa 0896032104731

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung ke shopee atau ig @mowteaslim dan juga bisa konsultasi gratis dulu di wa 0896032104731

_________________

yang baca sebelum ngevote ga berkah indra penglihatannya 🙏😭

[ Warning  contains 18+ ]

_________________

Rasanya Aufar benar-benar ingin mendobrak pintu besar kamar villa yang malam ini ditempati oleh adik dan adik iparnya. Namun pria itu kembali menggeleng, jangan-jangan indra pendengarannya salah menangkap suara dari dalam.

"Nay bangun dong, penting nih!" Timpalnya lagi. "Bar! Bangun!"

Naqiya tentu ingin menyahuti kakak satu-satunya yang ia miliki itu. Namun, kondisi dan posisinya saat ini sangat tidak menguntungkan, bahkan berisiko mempermalukan dirinya sendiri.

"Dijawab dulu dong Abangmu itu, Sayang," Ujar Bara lagi sembari memberikan satu hentakan pada bagian bawah tubuh mereka.

"Ugh!" Sentak Naqiya yang lagi-lagi kewalahan dengan gerakan yang tidak teratur. Gerakan ini sepertinya sengaja Bara berikan agar Naqiya tak mampu menolak godaannya yang luar biasa besar.

"Naaayyyy!!!" Seru Aufar lagi dari luar yang sangatlah mengganggu siapapun di malam hari seperti ini. "Jangan-jangan kamu..."

Naqiya menghela napas sebelum memilih untuk tidak memusingkan Aufar. Urusan dirinya dan sang suami yang menyebalkan ini harus diselesaikan sekarang juga.

Tubuh wanita itu maju dan memberikan Bara cumbuan intim tiba-tiba. Tentu, hal tersebut memantik pergerakan Bara yang merasa mendapat lampu hijau dari sang istri untuk melanjutkan kegiatan mereka lagi.

Persetan dengan Aufar, Naqiya lebih butuh Bara detik ini.

"Wait, Bang!" Sentak Naqiya di tengah-tengah keliaran pasutri itu membelah malam hari yang sepi ini.

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang