84B | Terjebak Berdua

9.6K 669 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

langsung cusss order ke shopee mowteaslim atau wa aja yukkk 0896032104731

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

langsung cusss order ke shopee mowteaslim atau wa aja yukkk 0896032104731

___________

kalau masih mau cerita ini lanjut di wattpad, vote dan komennya jangan pelit ya🥰 simbiosis mutualisme aja, aku menghibur kamu dengan karyaku, kamu menghibur aku dengan apresiasimu.

Jangan malu komen, malu tuh jd silent reader, masuk lapak orang tanpa ninggalkan jejak apapun

___________

"Kamu marah, Sayang?" Tanya Bara dengan intonasi lembutnya pada sang istri. Naqiya memang merasa dongkol, tetapi entah mengapa ia tidak bisa marah pada Bara kali ini. "Mas minta maaf ya..."

Bukannya mencaci atau menghindar dari suaminya, Naqiya justru menggandeng tangan Bara untuk duduk di atas kursi kebesarannya. Jelas, napas Bara seketika tercekat dengan tingkah istrinya yang sulit ditebak.

Padahal, sekalipun wanita itu kembali mencak-mencak dan meluapkan emosinya pun Bara sudah siap.

Wanita itu mendudukkan dirinya di atas meja, persis di hadapan Bara. Matanya menatap lurus pada netra milik sang suami sebelum tangannya mengelus lembut telapak tangan milik Bara.

"Mas nggak bisa mempertaruhkan saham sebesar itu di saat cabang butik banyak yang bangkrut," Ucapnya terus terang. "Mas masih butuh pemegang saham buat mempertahankan butik dan karyawan Mas."

Naqiya tahu, Bara akan melakukan segala yang ia minta bila dirinya mampu. Namun, bila ia tak menyanggupi, artinya Bara benar-benar tidak mampu mengabulkan permintaan itu.

"Mas Bara nggak perlu minta maafnya aku," Ucap wanita itu sembari mengecup punggung tangan suaminya. "Apa yang Mas putuskan udah bener kok, jangan karna satu orang, Mas ngorbanin sesuatu yang lebih besar."

Kali ini mata Bara yang mengerjap mendengar penuturan istrinya. Kemana Naqiya yang emosinya tidak stabil? Kemana wanita yang selalu berpikiran negatif itu?

"Aku percaya sama Mas Bara bisa jaga pernikahan kita," Ucap Naqiya lagi mengingat detik dirinya meminta Bara memecat Tsania sebab rasa cemburu berlebihan. "Kita sama-sama bangun lagi butiknya almarhumah Ibu."

Bayi Dosenku 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang