TESTIMONI SHOPEE TIME😍
MASHAALLAH ALHAMDULILLAH Terima kasih kakak sayangg udah order lagi! Semoga cocok teruss😘
Ig/shopee @mowteaslim, wa = 0896032104731_____________
VOTE BEFORE READ KARENA PART INI 50% LEBIH PANJANG DR BIASANYA!
_____________"Kamu..." Ucapnya dengan tangan belum melepas ponsel itu dari jari jemarinya. "...yang nyuruh Bara nyari pil pencegah kehamilan?"
Naqiya buru-buru menggeleng, "Nggak ada aku nyuruh Mas Bara apa-apa kok, Kak," Belanya pada diri sendiri. "Lagian nggak tau juga kenapa ngebet banget nyari pil sampe segitunya."
Baiklah, Zahra mengangguk, mencoba mempercayai kalimat yang keluar dari mulut adik iparnya. "Bara emang baik, Nay," Jelas Zahra. "Dari dulu emang begitu sifatnya. Tapi aku mau ngasih tau kamu satu hal."
Kelopak mata Naqiya terbuka sedikit lebih lebar, menatap kakak iparnya ini. "Apa?" Tanyanya.
"Orang-orang jahat yang bikin populasi orang kaya Bara menipis, Nay," Tambah Zahra dengan wajah seriusnya. "Mereka bakal mikir, jangan terlalu baik sama orang karena nanti bakal dimaanfaatin doang."
Naqiya menunduk, sepertinya meskipun ia berbohon sebagaimanapun Zahra pasti dapat membacanya. Dirinyalah yang menyuruh Bara meminta pil pada Zahra. Bahkan saat Zahra tidak memilikinya, Naqiya juga tidak menghentikan Bara untuk keluar mencarinya lagi.
"Hubungan kamu sama Bara mungkin emang belum baik," Tambah Zahra dengan suara sangat pelan dan lembutnya. Tidak ada nada intimidasi lagi di sana.
Ia benar-benar berbicara seperti sedang menasihati adik kandungnya sendiri.
"Tapi bukan berarti kamu bisa semena-mena sama dia," Ucap Zahra lagi. "Dia nurutin kamu bukan karena kalah ego sama kamu, jelas laki-laki nggak bakal mau egonya kelaperan. Dia selalu nurutin kamu karena dia menghargai kamu sebagai istrinya. Dan aku juga bisa liat cinta di matanya buat kamu, Nay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku 2
General FictionCERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP! (21+) "Mama tuh iri pengen Gaza mirip sama Mama 70% sisanya baru mirip Papa." Celoteh Bara lagi. "Tapi maaf ya, Ma, gennya Papa lebih dominan." Mendengar ujaran tersebut membuat mata Naqiya m...