Vania meringis kesakitan ketika ia mengalami pendarahan yang cukup dalam pada perutnya, luka seperti itu tak bisa ia sebut fatal karena sihir darah yang bisa ia gunakan sebagai pengerasan.
Penglihatan Vania sempat fokus kepada Koizumi, ekspresinya terlihat begitu khawatir sampai itu cukup untuk menakuti dirinya sendiri karena tak bisa meraih kemenangan itu lebih cepat.
Situasinya sudah bertambah semakin rumit hingga ia perlu melakukan sesuatu agar bisa menembusnya, jika tidak maka dirinya akan kalah dengan keadaan terluka cukup parah.
Fidya mengepalkan tinju kanannya yang langsung diselimuti dengan darah, lambang Greed pada sarung tangannya itu berhasil menyerap semua sihir yang dimiliki oleh Vania.
Vania langsung memegang erat kapaknya itu dimana ia mencoba untuk memberikan Fidya sebuah luka yang dapat ia terima untuk selamanya.
Seketika ia kepikiran tentang kemenangan dan kekalahan yang tak begitu penting dalam pertarungan ini, yang paling penting adalah ia sudah berjuang sekeras mungkin.
"Maaf, Ibu..."
"...sepertinya aku sudah gagal ketika ia menggunakan kekuatan lainnya yang dapat melahap dan menyerap sihir-sihirku."
"Tetapi... aku harus melakukan sebuah penembusan, yang dia lakukan kepada Asuka tak bisa dimaafkan begitu saja."
Vania memasang tatapan kesal dimana kedua matanya langsung berubah menjadi pupil kelelawar, "Yusa..."
"...aku serahkan sisanya padamu. Kau harus bisa belajar dari kesalahan yang aku dan Asuka buat."
"Keutamaan diriku dalam pertarungan ini adalah memberikan lawanku sebuah kesakitan yang setimpal dengan Asuka."
Vania melesat ke depan lalu ia mengeraskan pendarahan pada perutnya itu agar dirinya bisa bergerak bebas tanpa harus menahan rasa sakitnya.
Dengan cepat ia melancarkan banyak sekali serangan kapak yang ditangkis satu per satu dengan tinjunya, setelah itu Vania langsung menginjak daratan hingga menghancurkan setengah dari arena itu.
Fidya melakukan satu putaran backflip ke belakang lalu ia menggunakan sihir darah yang ditiru untuk menyatukan kembali arena dengan darah kental yang langsung ia dikeraskan.
Fidya menatap Vania yang mulai menutupi tubuhnya dengan kapak besar itu agar dirinya tak bisa melihat celah yang akan diserang.
Vania diam-diam menggigit tangannya sendiri sampai mengeluarkan banyak sekali darah yang dapat ia gunakan sebagai keuntungan juga.
Dengan cepat Vania langsung melancarkan satu tendangan penuh tenaga pada kapaknya itu sampai terpental ke arah Fidya.
Fidya langsung melompat ke atas hingga dirinya dikejutkan dengan lemparan darah yang berasal dari tangan Vania hingga membutakan pandangannya.
Vania mengepalkan tinjunya sekeras mungkin lalu ia melancarkan satu dorongan penuh Lenergy ke arah kapak itu.
Kapak tersebut langsung pecah menjadi beberapa bagian hingga mengarah pada Fidya lalu menembus lengan kanannya hingga ia langsung meringis kesakitan.
Tetapi Vania dapat melihat tubuh Fidya yang berubah menjadi darah karena sudah meniru sihir darah miliknya itu.
Namun, Vania mengharapkan hal seperti itu akan terjadi karena ia langsung berubah menjadi kelelawar yang mulai menggigit leher Fidya di hadapannya.
"Aggghhhh...!!!" Fidya menerima gigitan yang terasa sangat menyakitkan itu karena darah di dalam tubuhnya mulai terisap.
Vania menggerakkan kedua sayapnya itu hingga menarik serpihan kapak lainnya yang langsung menembus lengan kiri Fidya sampai robek hingga menembus dagingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder
FantasySetelah menghadapi konflik yang disebabkan oleh Xander dan Eo'syl, Shinobu berhasil menemukan sebuah solusi yang mampu menghentikan semua konflik itu. Satu-satunya cara yang hanya bisa ia lakukan adalah mengulangi segalanya kembali pada sebuah titik...