Sebelum melaksanakan perang penaklukan yang besar, para Legenda tentunya melakukan beberapa persiapan berupa latihan tanpa henti.
Mereka semua memegang teguh arti dari perjuangan yang sebenarnya agar bisa menjadi bangsa yang dikenang dengan jiwa perjuangan mereka dalam sebuah sejarah.
Koizumi mendatangi kapten yang memimpin semua pasukan perang itu dimana ia langsung memberikan dirinya sebuah lembaran kertas.
"Apakah kau keberatan jika aku memberitahu dirimu bahwa lembaran kertas tentang formasi ini bukan terbuat olehku?"
"Ehh?! Terus siapa...!?"
"Anakku Yuffie. Kau seharusnya bisa mempercayai dirinya untuk menaklukkan Zuusuatouri tanpa harus kehilangan banyak sekali korban bukan?"
"Benar. Tentu saja aku mempercayai seorang anak yang memenangkan turnamen itu sekali cobaan."
"Lagi pula aku adalah penggemar berat terhadap turnamen liga hingga selalu saja menilai semua Legenda yang mengikutinya."
"Penilaian yang bisa aku berikan kepada Yuffie adalah dia Legenda jenius."
"Perjuangannya yang dilakukan olehnya sangat cerdik hingga ia pastinya bisa menghasilkan sebuah kesuksesan dari strategi ini."
"Yang kau katakan di dalam turnamen itu benar, Koizumi. Seharusnya semua ini diserahkan kepada pemuda yang bakal melakukan dorongan itu."
"Semisalnya kita bisa menaklukkan Zuusuatouri secara keseluruhan maka aku akan..." Kapten itu diam-diam mengangkat kedua jarinya.
"Itu adalah pilihan yang bagus. Kau memang membutuhkan lebih banyak aksi agar hatimu dapat terbuka sepenuhnya bukan?"
"Oh, tentu saja. Lagi pula aku mempercayai apa yang kulihat langsung dengan kedua mata ini."
Koizumi mengangguk, "Jangan serahkan sisanya padamu. Aku ingin kau lebih mengandalkan para pemuda itu."
"Siap!"
Koizumi melihat kapten itu yang sudah pergi menghampiri para pasukan untuk memberikan informasi tentang strategi itu.
Koizumi melihat Riona yang sedang memasang tatapan cemas, "Kenapa harus memilih ekspresi seperti itu, Riona?"
"Perang itu adalah sesuatu yang tak bisa diremehkan loh..."
"Risiko untuk kehilangan nyawa sangatlah besar bahkan perang sendiri berdampak begitu buruk untuk kedua belah pihak."
"Tenang saja. Ini sudah bisa dibilang kewajiban untuk bangsa Legenda seperti kita."
"Ketika aku berhasil menjadi ratu Legenia, sebisa mungkin aku akan mencari cara untuk menyelesaikan masalah tanpa peperangan."
"Itu terkesan sangat mustahil, Riona."
"Peperangan akan selalu terjadi, itu adalah sebuah kenyataan yang seharusnya kita hadapi dengan penuh persiapan."
"Lagi pula pemicu dari perang itu sendiri adalah makhluk-makhluk hidup yang berakal dalam mencoba untuk meraih sesuatu dengan pandangan mereka masing-masing."
"Jika kau tidak menginginkan perang maka cegahlah dengan cara yang selalu sepupu kecilku lakukan."
"Apa itu...?"
"Menghancurkan segalanya."
Riona sontak kaget ketika mendengarnya, ia tak bisa berkata-kata lagi setelahnya.
Topiknya langsung berubah ketika kelima anaknya mulai mendatangi Riona hanya untuk memberikan dirinya sebuah pelukan.
"Kami pergi dulu ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder
FantasySetelah menghadapi konflik yang disebabkan oleh Xander dan Eo'syl, Shinobu berhasil menemukan sebuah solusi yang mampu menghentikan semua konflik itu. Satu-satunya cara yang hanya bisa ia lakukan adalah mengulangi segalanya kembali pada sebuah titik...