Wajah Shinichi seketika menerima satu hantaman bantal yang dilepaskan oleh Koizumi, sebelumnya mereka benar-benar melakukan pertarungan itu kembali di dalam hotel yang kebetulan memiliki peredam suara kuat.
"Hahah! Selamat sore, Ryuusaku Shinichi."
"...apa yang sedang kau lakukan?"
"Halo, namaku adalah Shinichi." Ucapnya selagi memegang bantal yang sempat menghantam wajahnya itu.
"...apakah karena obat itu pikiranmu sudah rusak?" Tanya Shinichi dimana ia melihat istrinya bertingkah cukup aneh.
Walaupun tingkahnya aneh seperti itu, entah kenapa Shinichi melihat Koizumi seperti dirinya adalah seorang gadis ceria yang baru saja mendapatkan banyak sekali keinginannya.
Itu bisa dibilang wajar karena sebelumnya, Shinichi harus bertahan dari perintah Koizumi agar pertarungannya bisa berjalan lebih menarik.
Sejujurnya itu sangat menyiksa karena Koizumi memberikan beberapa larangan yang harus ia jalani ketika dirinya mencapai klimaks.
Lama kelamaan sikap ratu nerakanya yang begitu sadis dapat terlihat, sekarang Shinichi hanya perlu menunggu waktu dimana Koizumi ingin merantai dirinya ketika sedang melakukan pertarungan malam.
"Bukannya bantal ini terlihat begitu empuk untuk disebut sebagai suamiku?"
"Tidak, serius, kenapa bantal itu harus memiliki namaku."
Koizumi menarik bantal yang masih menempel pada wajahnya itu, "Bukannya kamu setuju soal itu, Shinichi?"
"Mungkin kita bisa membawa dirimu ke dokter sekarang juga? Aku dengar terdapat sebuah penyakit dimana kau melihat apapun sebagai hal yang erotis."
"Aku tidak sakit. Entah kenapa aku mulai melihat benda apapun itu seperti dirimu."
"Semisalnya, jika kita menempatkan kedua bantal ini berdekatan maka..." Koizumi memegang erat kedua bantal yang masih basah dengan keringat mereka.
"Huh? Ah! Kenapa kau harus memiliki pemikiran yang sangat aneh!"
"Dan kenapa kau yang berpikir seperti itu harus menghantam bantal itu ke wajahku?!"
"Hm, kau tahu, membayangkannya terjadi secara kenyataan membuatku bersemangat. Bagaimana Shinichi akan bereaksi jika hal itu terjadi padanya? Terdengar sangat menyenangkan!"
"Tidak sama sekali. Kau membuatku merasa bersalah terhadap benda yang aku gunakan sebagai pertahanan agar kau bisa mengendalikan keagresifan dirimu."
"Sangat disayangkan, tapi bantal Shinichi di sini menyukai leluconnya."
"Bisakah kamu tidak menyebut bantal itu sebagai diriku?"
"Ngomong-ngomong..." Shinichi memasang tatapan datar ketika wajahnya menerima hantaman lembut dari bantal yang Koizumi lepaskan.
"Oi, Shinichi."
"...ada apa, bantal Shinichi?"
"Kita hanya memiliki dua hari lagi untuk menikmati waktu istirahat ini, 'kan? Tapi kita belum melakukan sesuatu yang kesannya sangat liat dan fantastis."
"Pikiran lah sesuatu yang terdengar sangat unik untuk kedua hari ini demi istrimu yang malang."
"Setidaknya kau harus memikirkan sikap lain diriku... itu jelas terdengar bukan seperti diriku ini yang sangat polos."
Koizumi terkekeh, "Polos dari mana ya~ polos tapi selalu saja mengatakan hal yang sangat erotis ketika bertarung."
"Ugh, dasar!" Koizumi mengangkat kedua lengannya dengan ekspresi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder
FantasySetelah menghadapi konflik yang disebabkan oleh Xander dan Eo'syl, Shinobu berhasil menemukan sebuah solusi yang mampu menghentikan semua konflik itu. Satu-satunya cara yang hanya bisa ia lakukan adalah mengulangi segalanya kembali pada sebuah titik...