ini one shot yang gak ada hubungannya sama cerita Best Buddies ya kawan. aku cuma mau share aja apa yg kelewat di otakku, jadi kedepannya mungkin bakal ada oneshot lagi
warningg! harsh word dan kawan kawannya.Weirdo
Kim Dokja.
Kenapa gak angkat telepon gue? Lo di mana sekarang?
Jawab.Gue di apart, ngapain nanya-nanya?
Udahlah, gue sibuk.Tadi gue liat lo jalan berduaan sama Yoo Sangah anak sejarah, masih mau bilang lo di apart?
Lo sendiri gimana? Udah seminggu lo gak ngasih kabar apa-apa ke gue.
Ternyata lo pergi ke luar kota sama Seolhwa.Gue ada urusan penting, gak kaya lo yang berani main api selama gue pergi.
Hahahaha, Yoo Jonghyuk. Jangan buat gue ketawa, siapa lo sampe ngatur segini banyaknya?
Gue pacar lo.
Apa lo pernah treat gue selayaknya pacar?
Bukannya lo cuma manfaatin tubuh gue buat hasrat lo yang gak normal itu?Lo itu milik gue.
Stop pergi sama orang lain tanpa seijin gue.Oke. Kalo gitu lo juga sama, lo gak boleh pergi tanpa seijin gue.
Gak.
Lo nyadar gak sih kalo sebenernya lo tuh brengsek banget?
Kim Dokja, gue punya banyak urusan. Gue cuma mau lo diem dan turutin semua kemauan gue.
Banyak urusan? Segitu banyaknya ya sampe agenda lo ciuman sama Seolhwa masuk ke daftar?
Omong kosong.
Lo pikir gue bodoh sampe hal kaya gitu doang gue gatau?
Jangan bikin gue tambah pusing. Gue barusan nyampe rumah, lo malah buat masalah kaya gini.
Yoo Jonghyuk, gue capek.
Kita udahan aja ya?Jangan ngomong yang gak penting.
Gue beneran capek.
Kim Dokja.
Jangan buat gue ngelakuin kekerasan ke lo lagi.Kim Dokja menatap rentetan kalimat dari orang yang mengklaim dirinya sebagai seorang kekasih. Dia mematikan ponselnya tanpa membalas lagi, kesabarannya sudah habis. Ia tidak bisa mentolerir kata hatinya.
Kim Dokja mengusap wajahnya kasar, lalu mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah.
Di tempat duduknya sekarang, pernah ia duduki bersama Yoo Jonghyuk saat menonton film atau membicarakan sesuatu yang ringan. Keduanya punya kenangan yang berharga di tempat ini. Namun sekarang, sofa itu terasa sangat dingin.
Suara bel yang berbunyi tanpa jeda membuat Kim Dokja menarik nafas panjang kemudian bangkit dari duduknya untuk membuka pintu. Ia sangat tau siapa yang datang di balik pintu itu.
"Sejak kapan lo ganti password apart?"
Kim Dokja menatap malas pria yang lebih tinggi darinya dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dada.
"Apa peduli lo?"
Yoo Jonghyuk menerobos masuk, setelah menutup pintu, tangan besarnya menyeret pergelangan tangan Kim Dokja menuju sebuah ruangan yang ia hapal arahnya dengan benar.
"Lepasin tangan gue!"
"Kim Dokja, diem atau lo bakal gue buat kesakitan"
Setelah memasuki sebuah ruangan bernuansa putih, Yoo Jonghyuk mendorong tubuh Kim Dokja, membuatnya berbaring terlentang di sebuah kasur berukuran besar.
"Lo gila?!"
Yoo Jonghyuk mengiraukan teriakan itu, dia mulai menanggalkan atasan yang ia pakai satu-persatu.
"Yoo Jonghyuk, apa akhirnya lo beneran jadi gila?!"
"Iya. Gue udah gila" balasnya santai, ia bergerak mengungkung Kim Dokja dari atas. Sebelah tangannya menahan kedua tangan Kim Dokja lalu di letakkannya di atas kepala pria itu.
"Gue gila karena lo"
Kim Dokja tersenyum miris, "Haha, lo beneran berubah"
"Gak ada yang berubah" setelah mengatakan itu, Yoo Jonghyuk merendahkan tubuhnya sendiri, lalu mulai mencium bibir Kim Dokja dengan kasar. Dengan satu tangannya yang bebas, ia menarik kemeja putih yang dikenakan Kim Dokja dengan sekali tarikan, menyebabkan kancing yang ada terlepas begitu saja.
Kim Dokja berusaha keras melepaskan ciuman Yoo Jonghyuk dengan menolehkan wajahnya, namun itu malah dijadikan kesempatan oleh Yoo Jonghyuk untuk memasukan lidahnya kedalam mulut hangat Kim Dokja.
"Yoo Jonghyuk, lo bener-bener orang paling brengsek yang pernah gue temuin"
Yoo Jonghyuk melepaskan ciuman mereka dengan bunyi decapan yang indah. Lalu berbicara tepat di samping telinga Kim Dokja dengan nada rendahnya.
"Udah gue bilang, kalo lo itu milik gue, Kim Dokja"
Kim Dokja hanya bisa menggigit bibirnya sendiri saat Yoo Jonghyuk membubuhkan tanda kepemilikan hampir di sekujur tubuhnya. Ia muak, tapi ia juga tidak menyangkal bahwa dirinya menyukai setiap sentuhan yang Yoo Jonghyuk berikan padanya.
Dua jam kemudian, Kim Dokja mengusap rambut Yoo Jonghyuk yang telah jatuh tertidur dengan lembut. Jika dilihat seperti ini, tidak akan pernah ada orang yang percaya bahwa pria itu adalah seseorang yang telah membuat badannya berantakan seperti sekarang.
"Yoo Jonghyuk, sebenernya lo itu kenapa?"
Kim Dokja meletakkan telapak tangannya di pipi Yoo Jonghyuk, kemudian melanjutkan monolognya. "Apa lo lupa semua kenangan yang lo sama gue buat sejak tiga tahun terakhir?"
"Dulu lo sama gue gak pernah berantem walau ada masalah segede apapun. Tapi sekarang, masalah kecil aja lo sama gue berantem sampe berhari-hari"
Perlahan mata Yoo Jonghyuk terbuka, ia melihat Kim Dokja yang memasang ekspresi lembut. Ekspresi yang ia rindukan selama ini. Sebelum egonya mengambil alih, tubuhnya sudah bergerak menggapai tubuh Kim Dokja. Ia memeluk tubuh kecil itu dengan penuh perhatian, dan membenamkan kepala itu di dada telanjangnya sendiri.
"Gue juga maunya baik-baik sama lo" ketika kalimatnya berakhir, Yoo Jonghyuk memberikan kecupan manis di kening Kim Dokja cukup lama.
Kim Dokja melingkarkan lengannya di perut milik Yoo Jonghyuk, sedangkan Yoo Jonghyuk mengeratkan pelukannya pada punggung kecil milik Kim Dokja.
Mata keduanya memberat, dan mereka jatuh tertidur bersamaan. Melupakan pertengkaran yang selalu menghampiri keduanya.
°
UEUEUWUUEUE
gmn??? oneshot nya diterusin gak?? tapi ceritanya beda lagi gituu. jadi setiap oneshot cuma satu episode
KAMU SEDANG MEMBACA
best buddies [ORV FANFICTION]
FanfictionPokonya cerita YooHanKim dan Jongdok. Ada slight crossover Solo Leveling sama Lout of the Count's Family MENGANDUNG SPOILER NOVEL!!