"Apa kamu sudah gila?! Apa kamu sadar apa yang barusan kamu katakan?!"
Plak! Plak!
Di taman belakang sekolah yang sepi, Kim Dokja melayangkan tamparan keras pada lengan Yoo Jonghyuk.
Dia masih ingat dengan betul kejadian beberapa menit yang lalu, setelah Yoo Jonghyuk mengatakan hal paling bodoh ia menariknya paksa meninggalkan teman-temannya yang masih dalam fase terkejut. Tidak perlu ditanyakan bagaimana kondisi Uriel saat itu, dia benar-benar terlihat mengenaskan.
"Kamu gila...."
Plak!
"Kim Dokja, berhentilah, aku sakit" ucap Yoo Jonghyuk sambil berusaha menghindari pukulan di lengannya.
"Kamu memang bajingan..." ia terus melayangkan pukulannya tanpa ampun walaupun tangannya sendiri sudah sakit.
Yoo Jonghyuk menangkap tangannya dan menahannya di udara, "Apa yang membuatmu begitu marah?"
"Aku tidak marah! A-aku hanya malu!"
"Itu bukan sesuatu yang membuatmu malu"
"Hah kamu tidak akan mengerti perasaanku!" ucapnya sambil membuang muka.
Tapi semuanya sudah terlambat, Yoo Jonghyuk melihat telinga Kim Dokja yang memerah.
"Kim Dokja, eyes on me."
Tubuh Kim Dokja membeku selama beberapa waktu, ia perlahan menoleh dan Yoo Jonghyuk dapat melihat wajahnya dengan jelas. Matanya melebar, pipi dan telinganya benar-benar mengeluarkan warna merah yang tidak dibuat-buat.
"Yoo Jonghyuk, apa yang barusan kamu katakan...?"
Yoo Jonghyuk meletakkan telapak tangannya di pipi Kim Dokja, ia bisa merasakan panas suhu tubuh dari sentuhan itu, "Kim Dokja, eyes on me"
Yoo Jonghyuk semakin mendekatkan tubuhnya dan Kim Dokja bisa mencium aroma kopi dari nafasnya. Keduanya semakin mendekat, jika salah satu dari mereka bergerak sedikit sudah bisa dipastikan bahwa bibir mereka akan bersentuhan, namun sebelum itu terjadi, Kim Dokja mendorong dada Yoo Jonghyuk dan berdiri dengan jari yang menunjuk lurus pada wajah tampan itu.
"A-aku sudah bilang kan kalau kamu harus memperhatikan tindakanmu?"
Yoo Jonghyuk tidak menjawab, ia hanya menarik satu sudut bibirnya. Menggoda Kim Dokja benar-benar memberikan sensasi tersendiri baginya. Wajah merona itu benar-benar membuatnya terhibur.
Melihat respon seperti itu, Kim Dokja menurunkan tangannya dan berkata dengan nada tinggi sebelum pergi meninggalkan Yoo Jonghyuk sendiri.
"Aku pergi!"
"Si bodoh itu sampai sekarang masih tidak menyadari perasaanya sendiri" gumam Yoo Jonghyuk gemas dengan satu sudut bibirnya yang tertarik ke atas saat melihat langkah Kim Dokja yang di hentak-hentakan di tanah dengan kesal.
Sementara itu di ruangan kelas yang sepi Han Sooyoung menatap seseorang yang berdiri di depan pintu dengan ekspresi tidak tertarik, "Kenapa wajahmu merah begitu?"
Kim Dokja berjalan cepat, dan ia melayangkan satu pukulan pada kepala Han Sooyoung keras.
Gadis berambut pendek mengusap kepalanya dengan mata yang menatap tajam. Dia baru saja mendapat ketenangan, dan tiba-tiba teman tersayangnya ini melayangkan satu pukulan manis di kepalanya.
"Kau bajingan..."
"Katakan padaku dengan jujur! Apa yang sebenarnya kau lakukan pada Yoo Jonghyuk? Apa kau mencuci otaknya??"
"Aku hanya membantunya sedikit kau tau??"
Kim Dokja menatapnya penuh selidik membuat Han Sooyoung berbicara lagi, "Kenapa kau tidak mengikuti permainannya saja? Aku masih tidak mengerti kenapa kalian masih dalam pertemanan saat kalian saja sudah sampai sejauh itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
best buddies [ORV FANFICTION]
FanfictionPokonya cerita YooHanKim dan Jongdok. Ada slight crossover Solo Leveling sama Lout of the Count's Family MENGANDUNG SPOILER NOVEL!!