White Silk

1.1K 201 103
                                    

"Senior. Kamu harus berkedip jika tidak ingin matamu kering"

"Uh... Huh?"

Sung Jinwoo terkekeh. Dari lima belas menit yang lalu, saat Yoo Jonghyuk mulai melakukan pemotretan, Kim Dokja benar-benar sangat memperhatikannya. Matanya bersinar lebih dari biasanya dan pipinya yang putih pucat tergradasi dengan warna merah muda.

"Hati-hati nanti air liurmu menetes"

"Pergi kau!" Ucap Kim Dokja sambil mendorong badan Sung Jinwoo yang sedang duduk di lengan kursi yang tengah ia duduki.

"Kejam sekali"

Kim Dokja mengabaikannya. Ia kembali melihat setiap gerakan yang Yoo Jonghyuk ambil. Walaupun tidak pernah mengikuti pelatihan model, semua pose nya lumayan untuk dilihat. Bahkan ia dipuji beberapa kali oleh sang fotografer.

"Senior"

"Apa lagi?"

"Apa kamu juga akan menatapku seperti itu juga saat aku juga memakai Chinesse Dress?"

"Sung Jinwoo!"

Sung Jinwoo tertawa. Wajah Kim Dokja semakin merah saat di singgung dengan Chinesse Dress. Ini sangat jarang terjadi. Karena saat berada di universitas, pria manis itu jarang sekali mengekspresikan apa yang tengah dia rasakan. Dan juga jarang mengikuti setiap event jika tidak ada Yoo Jonghyuk dan lebih memilih untuk berada di perpustakaan. Entah membaca buku atau hanya menumpang untuk tidur.

Kim Dokja mencebik. Ia lupa dengan fakta bahwa Sung Jinwoo adalah seorang super model. Dulu, ketika ia masih duduk di sekolah menengah, ia sering melihat wajah Sung Jinwoo di tabloid ibunya. Kala itu ia melihat Sung Jinwoo sebagai model yang sangat profesional dengan badan dan wajah yang sangat diatas rata-rata. Namun saat mereka bertemu, Kim Dokja langsung menarik kalimat 'keren' karena pria yang berada di satu program studinya sangat berbeda dengan apa yang ia lihat di tabloid beberapa tahun kebelakang.

Sung Jinwoo yang keren itu ternyata hanyalah seseorang yang selalu menjahilinya. Mengatainya terlalu jatuh cinta pada Yoo Jonghyuk lah, menggoyangkan bangku yang ia pakai dari belakang, menarik rambutnya saat kelas berlangsung, dan bahkan ketika Yoo Jonghyuk menjemputnya, dia akan menahannya di depan pintu untuk mengajaknya bertarung. Jika dia yang menang maka Yoo Jonghyuk tidak boleh membawanya pergi.

Namun perkelahian itu tidak pernah terjadi, karena ada sebuah pengecualian. Yaitu membayar pajak. Dan Yoo Jonghyuk, sebagai korban harus rela kehilangan isi dompetnya.

Dan ketika Yoo Jonghyuk kehilangan stok keberuntungan, maka dia akan bertemu dengan Cale. Orang pemalas dengan rambut berwarna merah itu tidak akan segan untuk memorotinya. Bagian terburuknya, jika Yoo Jonghyuk tidak punya uang tunai, maka dia akan meminta transfer melalui M-Banking. Nominalnya pun tidak akan tanggung-tanggung.

Kim Dokja tidak tau, bagaimana bisa ia mengambil satu program studi dengan orang-orang seperti itu.

Suara shutter kamera di ikuti sinar glitch memenuhi ruangan. Semua staff mengerjakan bagiannya masing-masing dengan serius dan ekspresi yang terlihat sangat menikmati apa yang tengah mereka lakukan. Dan yang tengah menjadi pusat perhatian adalah Yoo Jonghyuk.

Pria tampan yang mengikuti setiap arahan yang ia terima tanpa banyak komentar. Walaupun dia hanya menatap kamera dengan datar, tidak menyangkal bahwa auranya bisa menandingi para super model. Melihat itu, Kim Dokja bertopang dagu sambil terus tersenyum.

Yoo Jonghyuk, sejak awal punya sinarnya sendiri.

Dan Kim Dokja juga, satu dari banyak orang yang tidak akan membiarkan sinar itu meredup.

"Senior"

"Mm"

"Hari ini, aku akan meminta pajak darimu"

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang