Safest Place

943 156 56
                                    

Menapaki koridor dengan langkah panjang namun lambat, Yoo Jonghyuk menatap layar ponsel yang tergenggam sembari tersenyum tipis. Sepasang airpods di telinganya mengeluarkan suara penuh emosi dari lawan bicaranya. Gantungan kunci dari ransel putih di punggungnya dengan bentuk ikan mola-mola bergoyang seiring dengan langkah yang diambil.

Yoo Jonghyuk terus berjalan sambil melakukan video call dengan Kim Dokja yang berada di rumah. Lelaki manis itu masih belum memulihkan keadaan tubuhnya dan memilih untuk membolos.

"Kim Dokja, berhentilah mengutukku"

"Aku tidak peduli apapun lagi. Kamu benar-benar berengsek. Orang yang paling aku benci"

"Kamu sebenci itu padaku?"

"Tentu saja!"

"Kalau begitu datang ke universitas dan pukul aku"

"Kamu pikir siapa yang membuatku tidak bisa berjalan?!"

Kekehan berat keluar dari bibir Yoo Jonghyuk yang menyebabkan para mahasiswa yang juga tengah berjalan di koridor menghentikan langkah mereka. Bulu kuduk mereka meremang saat melihat singa kampus itu tertawa dengan ponsel yang ada di tangannya.

Salah satu mahasiswa yang penasaran tidak sadar mengintipnya. Di layar terlihat orang yang ia tau betul sebagai kekasih Yoo Jonghyuk. Pria dalam layar ponsel hanya terlihat wajah dan lehernya yang penuh dengan warna merah. Ia merasa wajahnya memanas hanya karena melihat wajah yang terlampau cantik itu lalu menarik kepalanya lagi, hendak pergi melanjutkan perjalanannya.

Namun belum satu langkah di ambil tangan besar mencengkeram kerah dan mendorong dengan sangat keras hingga punggungnya menghantam dinding. Beberapa orang terkejut dan beberapa memekik sambil menunjuk ke arah mereka.

Sepasang mata elang Yoo Jonghyuk menatap tajam orang yang ada di cengkraman tangannya. Di leher orang itu tergantung id-card yang menandakan dia adalah seorang panitia dari fakultas seni yang tengah mengadakan acara pameran. Ia mematikan sambungan telepon sebelum fokus kembali ke orang di depannya.

"Siapa yang memberimu ijin untuk ikut ke dalam percakapanku?"

"Maaf, Yoo Jonghyuk, maafkan aku. Aku tidak sengaja, sungguh!" Ucap mahasiswa itu. Irisnya berdenyar oleh ketakutan, ketakutan jika dirinya ikut kedalam daftar orang-orang yang sudah Yoo Jonghyuk kirim ke rumah sakit beberapa waktu yang lalu.

"Katakan apa yang kau lihat"

Jung Minseob semakin pucat karena tangan yang berada di lehernya mencekiknya semakin erat. Bukannya ia tidak berusaha untuk menyingkirkannya, tapi semuanya hanya akan berakhir sia-sia. Bahkan walaupun di sekelilingnya ada banyak orang, tidak akan ada yang berani menyelamatkannya.

"A-aku hanya melihat... Ah tidak! Aku tidak melihat apapun! Sungguh aku tidak melakukannya!"

Yoo Jonghyuk memincingkan mata, biasanya ia akan langsung menghajar orang yang berani melayangkan tatapan secara berlebihan pada Kim Dokja, apalagi orang di depannya ini punya pikiran yang buruk tentang kekasihnya.

Koridor semakin riuh saat melihat badan Jung Minseob melayang beberapa centi dari lantai. Wajahnya semakin pucat, ia meronta sedangkan Yoo Jonghyuk yang mengangkatnya hanya dengan satu tangan tidak merubah ekspresi datarnya sedikitpun. Seolah beban berat itu bukan apa-apa baginya.

Yoo Jonghyuk yang diam perlahan membuka suaranya, "Hapus wajah kekasihku dari pikiran kotormu. Dan jangan berani memunculkan wajahmu di depanku lagi"

Setelah mengucapkan kalimat perintah bernada ancaman, Yoo Jonghyuk melepaskan tangannya dan Jung Minseob terduduk di lantai dengan batuk yang terdengar menyakitkan. Sesaat kemudian beberapa orang mulai mendekat dan menenangkannya.

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang