Side Effect

855 139 43
                                    

Disarankan untuk membaca ulang episode "Perombakan karyawan" sebelum membaca episode ini.

°

Kim Dokja terbangun saat tengah malam. Tidak seperti biasanya, ia bangun tanpa kehangatan yang mengelilinginya. Kemudian barulah sadar bahwa Yoo Jonghyuk yang biasa tidak memakai baju yang selalu memeluknya dari belakang sekarang tengah tertidur membelakanginya. Membuat hanya punggung lebar itu yang bisa terlihat.

Kim Dokja mengambil posisi duduk, hendak mengusap kepala orang terkasih saat matanya menatap ponsel yang menyala. Dengan ragu-ragu Kim Dokja mengambilnya dari tangan Yoo Jonghyuk lalu seluruh darahnya berdesir hebat. Nama seseorang yang ia pikirkan sepanjang hari beberapa hari terakhir setelah dia kembali ke Eternity Palace, tertera di layar.

Lee Seolhwa.

Seolah tidak ingin mempercayai apa yang dilihat, Kim Dokja berkali-kali mengucek matanya. Namun tak peduli berapa banyak dia melakukannya, nama itu tidak berubah. Ponsel Yoo Jonghyuk masih terasa hangat, sebuah tanda jika baru saja digunakan.

Riwayat chat tidak ada seperti baru saja dihapus. Namun ponsel kembali bergetar.

Lee Seolhwa

Terimakasih sudah mengkhawatirkan ku, tapi aku tidak apa-apa. Mungkin aku akan mencobanya lagi tahun depan. Karena duta anti narkoba juga selalu berganti setiap tahunnya.
Tahun ini belum keberuntunganku.
Maaf baru saja membalas. Baterai ponselku habis.
Selamat malam juga, Jonghyuk.

Kim Dokja tertawa tanpa suara. Apa Yoo Jonghyuk menunggu balasan Lee Seolhwa hingga tertidur?

Meski begitu satu kelegaan kecil muncul. Karena jika melihat isi pesan jelas sekali bahwa orang suruhannya sudah berhasil mengacaukan audisi gadis piawai itu dan menempatkannya pada kegagalan.

Kim Dokja meletakkan ponsel di tempat sebelumnya. Ia meraih botol obat di ruangan tersembuyi dalam nakas lalu keluar kamar. Tadinya ia berniat duduk di sofa ruang tengah namun sebuah benda dingin menyentuh pahanya. Melihat label yang tertera sesaat, kemudian memasukan botol kaca itu ke saku lalu pergi ke mini bar.

Tanpa penerangan sedikitpun, tangan dengan jemari lentik itu membuka tempat penyimpanan alkohol dengan suara seminim mungkin. Mendudukkan diri di kursi tinggi yang tersedia, lalu memakan setengah genggam pill sekaligus yang ditelan menggunakan alkohol.

Di dalam kegelapan Kim Dokja berkali-kali mengatakan bahwa semuanya hanya pikiran berlebih. Lelaki itu meyakinkan diri jika seluruh usahanya tidak akan membuat Yoo Jonghyuk, sang kekasih berpaling darinya hanya karena dua hari yang dia habiskan bersama seseorang.

Ketika mendengar suara derap langkah yang kian mendekat, Kim Dokja langsung menyambar botol alkohol dan langsung menenguknya sekaligus.

Tepat saat lampu menyala, tetes terakhir berhasil ia telan. Karena jika tidak seperti itu seseorang yang tengah menyalakan lampu akan merebutnya dan membuang sisa ke dalam wastafel.

"Kamu minum alkohol lagi" suara bernada berat khas seseorang yang baru bangun dari tidur terdengar di antara kesunyian.

"Aku haus" jawab Kim Dokja tanpa melakukan kontak mata.

"Ada banyak air mineral"

"..."

Pria dengan rambut yang terlihat lebih berantakan dari biasanya mendekat sembari melepas jaket yang dia pakai untuk menyampirkannya pada bahu Kim Dokja. Yoo Jonghyuk merangkul bahu kecil itu namun tak bergerak sedikitpun.

"Ayo masuk ke kamar. Disini dingin" Saat itulah dia melihat botol obat.

"Kamu mendapatkan obat ini lagi?" Tanya Yoo Jonghyuk tajam. Dia tau betul itu adalah obat yang tidak beredar di pasaran karena efek samping yang sangat berbahaya. Obat yang sama persis dengan yang dulu di konsumsi Kim Dokja saat sekolah menengah. Yoo Jonghyuk tidak tau bagaimana obat gagal yang di produksi U-World Bio beberapa tahun lalu masih ada.

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang