"...Hei bodoh. Kenapa kau ikut memelukku?" alis tebal pemuda itu menukik, matanya melirik tajam ke arah gadis berperawakan mungil.
Han Sooyoung yang tersadar langsung berdiri dan memeluk dirinya sendiri dengan tatapan ngeri.
"Kenapa kau menatap seperti akan membunuhku begitu sialan?!"
"Kau menggangu"
"A-apa??!! Apa maksudmu menggangu? Apa kau lupa kalau ini adalah kamarku?" Han Sooyoung mengeram dan berteriak.
"Begitukah? Ok lah" jawab Yoo Jonghyuk yang masih memeluk Kim Dokja dengan kepalanya yang dimiringkan menatap Han Sooyoung yang diselimuti aura amarah.
"K-kau beraninya!!" mata gadis itu mendelik seperti akan keluar dari tempatnya.
"Hei sudahlah kalian berdua, Sooyoung apa yang kau bawa? Coba kemarikan" perintag Kim Dokja dengan tidak tau malunya.
Walaupun dengan menghentak hentakkan kakinya, Han Sooyoung tetap mengambil gelas dan menyodorkan nya masing masing ke Kim Dokja dan Yoo Jonghyuk.
"Minum itu dan pergilah dari rumahku sialan"
"Baiklah. Lagi pula aku dan Kim Dokja akan segera pulang"
Han Sooyoung melongo, "Apa? Eh bukan itu maksudku, kalian boleh tinggal disini yah walaupun kalian agak tidak waras tapi yah begitulah lagipula hari minggu jalanan pasti macet yah mandilah disini dan sarapan" kata katanya merancau sana sini dengan gelagapan.
"Hahaha! Tinggal bilang saja kau tidak mau ditinggal sendirian! Dasar cebol tsundare" Kim Dokja tertawa renyah membuat Han Sooyoung menyerengai lebar "Bukan itu maksudku idiot!"
"Sudahlah, Han Sooyoung bawa ini ke bawah lagi" kata Yoo Jonghyuk sambil menyodorkan gelas yang sudah kosong, yang diajak berbicara menatapnya kosong.
Bocah liar ini benar benar.
"Ck, walaupun aku nona muda dirumah ini aku selalu diperlakukan sebagai pembatu" walapun dengan gerutuannya Han Sooyoung tetap mengangkat nampan itu dan berjalan menuju pintu, sebelum suara dingin itu menghentikannya.
"Han Sooyoung. ...Walaupun kau tidak membantu tapi terimakasih"
Gadis itu menyerengai lebar penuh kemenangan, "Itu bukan kata kata yang ingin aku dengar dari bajingan sepertimu"
Setelah tubuh mungil itu menghilang dari pintu Kim Dokja membuka mulutnya, "Sepertinya kamu semakin akrab dengan cebol itu"
Mata Yoo Jonghyuk menajam, "Tidak seperti itu"
"Iya iya baiklah" Kim Dokja tersenyum memikirkan betapa tsundare kedua sahabatnya itu.
Kim Dokja berjalan dan duduk di sofa warna ungu di kamar itu.
"Apa kamu tidak mau mandi?" tanya Kim Dokja
"Nanti saja"
"Kamu bau"
"Kim Dokja"
"Mhm? Ah, baiklah. Kemari"
Yoo Jonghyuk duduk disamping Kim Dokja dan memeluknya dari samping, "Kamu ini kadang tidak seperti remaja 18 tahun"
Siapa yang akan menyangka kalau bocah besar ini begitu mendambakan kasih sayang secara fisik.
"Hanya denganmu"
"Kamu seharusnya mencari pacar dengan benar agar tidak menempel padaku terus"
"Kamu tidak suka?" Yoo Jonghyuk mengeratkan pelukannya sebagai bentuk kekesalannya.
"Bukan begitu"
"Diamlah, Kim Dokja" kemudian Kim Dokja benar benar diam, tangannya bergerak menepuk bahu kawannya dengan tempo konstan.
"Kim Dokja"
"Apa?"
"Bau mu enak"
Kim Dokja terkikik "Kamu sudah mengatakannya tadi"
"Anak bodoh tadi selalu bau lemon, aku tidak suka"
"Maksudmu Han Sooyoung?"
"Mhm"
"Mungkin karena dia sering makan permen lemon"
"Apa aku juga berbau?"
"Entahlah" Kim Dokja mencium rambut Yoo Jonghyuk, "Rambutmu bau apek"
"Aku akan membunuhmu Kim Dokja"
"Hahahha! Apakah kamu benar benar berani? Duduklah dengan tegak" Yoo Jonghyuk mengeram dan duduk dengan tegak, tanpa aba aba Kim Dokja maju dan meletakkan hidungnya di perpotongan leher Yoo Jonghyuk mengendus endus bau yang tadi ditanyakan Yoo Jonghyuk.
"Kamu bau musk-"
Tepat saat itu Han Sooyoung sudah kembali.
"KALIAN?? APA YANG KALIAN PIKIR AKAN KALIAN LAKUKAN DI KAMARKU YANG SUCI INI??"
Keduanya diam.
Ah, posisi mereka memang agak ambigu.
"Sooyoung, tenanglah ini bukan seperti yang kau pikirkan! Ini hanya kesalahan teknis!"
Han Sooyoung menatap mereka nanar. Kim Dokja dengan kelabakan dan Yoo Jonghyuk dengan muka tidak puasnya.
"Hei hei! Kalian beri jarak! Tidak boleh dekat dekat!" Han Sooyoung memisahkan Kim Dokja dan Yoo Jonghyuk dengan paksa dan duduk diantara mereka berdua.
"Orang bodoh! Yang kau lakukan?" Itu adalah suara Yoo Jonghyuk.
"Mencegah sesuatu yang tidak pantas!"
"Menyingkirlah, kau mengganggu"
"Hei kata katamu keterlaluan idiot!"
"Mandilah atau lakukan apapun itu dan jangan muncul lagi"
"Dasar kau manusia tidak punya adap" Han Sooyoung menjambak rambut Yoo Jonghyuk keras.
Yoo Jonghyuk yang tidak terima langsung mencekik leher Han Sooyoung.
"Keluarlah dari rumahku bajingan!"
"Kau yang keluar dari ruangan ini bodoh"
"H-hei!! Sudahlah, apa yang kalian lakukan?" Kim Dokja dengan paksa duduk di antara dua orang itu yang ajaibnya langsung mengakhiri tindakan saling membunuh.
"Nah, sudah seperti ini Sooyoung kemarilah, Jonghyuk juga kemarilah" Kim Dokja membentangkan kedua lengannya dan masing masing dari mereka langsung mendekatkan diri.
"Kalian ini kan berteman, jangan berantem terus"
"Bocah liar itu bukan temanku"
"Aku tidak berteman dengan orang bodoh"
Kompak. Mereka menjawab bersamaan.
"Ya ya ya terserah kalian berdua saja aku mau tidur lagi" Kim Dokja bangkit dari sofa dan berbaring di tempat tidur. "Kalian tidak mau tidur lagi?"
Yah sebenarnya mereka baru tidur tadi pukul 3.
Han Sooyoung langsung berlari dan melompat ke tempat tidur sedangkan Yoo Jonghyuk berjalan sambil menatap tajam ke arah gadis itu.
"Itu adalah tempatku"
"Tidak! Ini adalah tempat tidurku! Kau tidak bisa mengaturku!"
"Maka aku akan membunuhmu sekarang juga"
"Hei sudahlah! Kalian diamlah aku mau tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
best buddies [ORV FANFICTION]
FanfictionPokonya cerita YooHanKim dan Jongdok. Ada slight crossover Solo Leveling sama Lout of the Count's Family MENGANDUNG SPOILER NOVEL!!