Senyum yang disembunyikan

1.7K 289 38
                                    

Dua gadis duduk berdampingan di salah satu bangku di taman belakang sekolah. Satu gadis yang berambut lebih cerah memangku tasnya di paha sedangkan tangannya memegang sebuah pin berwarna hitam dan putih. Di dalam pin itu terdapat lambang sepasang sayap hitam mirip seperti pin di seragamnya.

Yoo Sangah yang duduk di sebelahnya sudah memasang pin itu di tas coklat miliknya. Ia mengamati Lee Seolhwa dalam diam. Keduanya duduk ditemani suara gemerisik dari dedaunan.

Perlahan, Lee Seolhwa membuka mulutnya, "Aku rasa sekarang sudah saatnya bagiku untuk berhenti"

Setelah mengatakan kalimat dengan nada berat itu, ia memasang pin di tasnya.

Sudah satu minggu setelah apa yang terjadi di antara Yoo Jonghyuk dan Kim Dokja di ketahui teman-temannya. Dan Uriel, ia membuat pin kustom agar bisa dipakai oleh seluruh siswa dengan wajah yang sangat bahagia.

Lee Seolhwa menoleh, ia mendapati Yoo Sangah yang juga menatapnya. "Sebenarnya, aku sudah tau sejak dulu. Apa kamu ingat saat kita mengadakan camp?"

Yoo Sangah mengangguk, Lee Seolhwa melanjutkan ceritanya. "Malam terakhir sebelum kita kembali, aku datang ke kamar mereka untuk mengobati luka Kim Dokja. Setelah aku kembali ke kamarku ternyata ponselku tertinggal di kamar mereka, dan saat aku kembali untuk mengambilnya aku melihat mereka berciuman"

"...Begitu" Yoo Sangah tersenyum, "Aku juga, tapi aku baru mengetahuinya beberapa waktu yang lalu. Di perpustakaan sekolah, saat itu hujan turun dengan deras dan aku satu-satunya orang yang berjaga. Hari itu aku berpikir untuk menutup perpustakaan lebih cepat, jadi aku melakukan pengecekan terakhir. Karena itulah aku tidak sengaja melihat Kim Dokja yang memakai jaket Yoo Jonghyuk tertidur meringkuk dengan pulas di pangkuannya"

"Ternyata mereka berdua memang sudah..."

"..."

"...Aku sudah mengetahuinya dari lama tapi aku tetap berpikir bahwa tidak ada sesuatu yang spesial di antara mereka. Kupikir itu hanya sebagai bentuk kedekatan di antara mereka, dan aku dengan bodohnya masih berusaha untuk dekat dengan Yoo Jonghyuk"

"Jangan terlalu menyalahkan dirimu, aku tau caramu untuk mendekati Yoo Jonghyuk tidak seburuk itu. Maksudku, kamu tidak memaksakan perasaanmu agar tersampaikan padanya. Jika kamu memang sejahat itu kamu pasti akan membiarkan Kim Dokja saat dia datang berkali-kali ke ruang kesehatan. Benarkan?"

"Tapi... Baru beberapa hari yang lalu aku merusak hubungan keduanya. Aku tidak bermaksud untuk menahan Yoo Jonghyuk dan menghabiskan waktu denganku. Tapi aku.."

"Itu instingmu. Aku yakin semua orang punya pikiran seperti itu. Jadi ayo berangkat, semua orang pasti sudah menunggu kita"

Mendengar itu Lee Seolhwa bangkit sambil tersenyum, beban di pundaknya sudah lebih berkurang.

"Ayo"

Sepatu kets yang beradu dengan lantai marmer menimbulkan bunyi derap langkah ringan. Dari kaca jendela yang setengah terbuka terlihat sinar matahari yang bercahaya indah. Dan udara yang semakin terasa dingin menandakan musim dingin akan segera tiba.

Yoo Jonghyuk memandang sekitar, ia berada di suatu ruangan besar yang terdapat banyak rak buku tinggi yang terisi penuh. Aroma cinnamon dari difuser yang di nyalakan di sudut ruangan dan aroma lemah dari vanilla latte menyapa indera penciumannya dengan lembut.

Ia melanjutkan langkahnya di antara rak buku kemudian berhenti saat mendengar suara kertas halaman buku yang terbuka dari salah satu sudut. Saat ia mendekat figur yang ia cari terlihat di matanya. Kim Dokja, berdiri menghadap sebuah rak buku, jemarinya dengan lihai membuka setiap lembaran. Sinar matahari yang terpantul indah di punggung kecilnya membuatnya terlihat semakin tidak nyata.

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang