Membenci Pembunuh

2.5K 529 107
                                    

Kim Dokja bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tadi pagi ketika dia bangun badannya tidak merasakan lelah sedikitpun. Rasanya dia telah bangun dari mimpi buruk yang sangat lama. Dia bahkan tidak menelan satupun obat yang membantunya tidur, padahal biasanya dia makan dalam jumlah besar.

Mimpi buruk yang ia alami akhir-akhir ini berawal dari seorang pelayan di rumahnya yang bergumam bahwa dirinya hanyalah anak pungut dari direktur U-World. Tentu saja Kim Dokja menyadari kenyataan bahwa dia bukanlah anak kandung. Tapi tetap saja, saat mendengarnya dari orang lain hatinya menjadi sakit.

Kim Dokja melirik ke arah Yoo Jonghyuk yang tengah menyisir rambutnya di depan cermin. Kemudian berpikir lagi, hal yang tidak biasa hanyalah dia tidur bersama dengan Yoo Jonghyuk di sisinya malam ini.

Apakah kehadiaran Yoo Jonghyuk mengusir mimpi-mimpi buruknya?

Sambil menggelengkan kepalanya Kim Dokja berkata, "Nanti pertandingan finalmu, semoga berhasil"

"Aku pasti menang"

Dasar bajingan dengan tingkat percaya dirinya yang tinggi.

"Kim Dokja" panggil Yoo Jonghyuk sambil menepuk-nepuk pahanya.

Dengan ekspresi kebingungan Kim Dokja mendekat ke arah Yoo Jonghyuk yang duduk di tepi tempat tidur.

"Apa?"

Yoo Jonghyuk menepuk pahanya sekali lagi, "Duduk disini"

Melihat Kim Dokja yang hanya diam menatapnya, Yoo Jonghyuk berdecak kemudian meraih pinggang Kim Dokja dengan paksa.

Kim Dokja tersadar setelah mendapati dirinya duduk di pangkuan Yoo Jonghyuk, wajah Yoo Jonghyuk sangat dekat dengan wajahnya.

"Ada yang mau kamu katak--" ucapan Kim Dokja terputus saat tangan Yoo Jonghyuk menyentuh wajahnya. Telapak tangan kasar milik Yoo Jonghyuk bergesekan dengan kulitnya yang lembab.

Menikmati sentuhan itu, dia menutup matanya dengan bibir melengkung. Yoo Jonghyuk yang melihatnya mengeluarkan sedikit tawa, Kim Dokja saat ini terlihat seperti seekor kucing.

Jari-jari Yoo Jonghyuk kembali bergerak menyusuri setiap inchi wajah Kim Dokja. Dari pipi, alis, kedua matanya, hidung, lalu ibu jarinya menyapu bibir Kim Dokja. Mata yang sebelumnya tertutup sekarang terbuka perlahan, Kim Dokja melihat Yoo Jonghyuk, tapi Yoo Jonghyuk tidak menatap matanya, melainkan menatap lurus di bibirnya.

Kim Dokja kembali menutup matanya saat merasakan keberadaan tangan Yoo Jonghyuk di tengkuknya. Dia merasakan dorongan lembut yang membuatnya mendekat ke arah wajah Yoo Jonghyuk.

Hembusan nafas hangat terasa sangat dekat, Kim Dokja memiringkan kepala, kemudian membuka bibirnya sedikit, lalu sebuah bibir lain menyentuhnya.

Kim Dokja refleks melingkarkan lengannya di leher Yoo Jonghyuk, sedangkan kedua bibir yang sudah saling menempel mulai bergerak perlahan.

Tangan Yoo Jonghyuk menarik pinggang Kim Dokja agar lebih mendekat padanya. Kemudian ciuman Yoo Jonghyuk bertambah cepat, Kim Dokja membuka mulutnya lalu lidah Yoo Jonghyuk bergerak masuk. Mengabsen deretan giginya, kemudian mengajak lidah miliknya bergerak seiringan.

Beberapa kali Kim Dokja mengeluarkan lenguhan manis dari bibirnya saat lidah Yoo Jonghyuk semakin bergerak bebas didalam mulutnya.

Tidak lama, Kim Dokja merasa tidak bisa mengimbangi kemampuan Yoo Jonghyuk lalu dia memukul dada pria tampan itu pelan. Kim Dokja mulai kehabisan nafas tapi tangan besar di belakang kepalanya menahan pergerakannya.

Yoo Jonghyuk menyadari pergerakan aneh dari Kim Dokja lalu melepaskan ciumannya. Tepat di depannya, terlihat Kim Dokja dengan pipi memerah mengambil udara dengan rakus. Dada kecilnya naik turun secara tidak beraturan. Entah kenapa ekspresinya benar-benar membuat seorang Yoo Jonghyuk yang dingin sangat terhibur.

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang