"Uriel, berhentilah menangis. Kamu sudah hampir menghabiskan satu box tissue"
Sunwoo yang duduk sebangku dengan Uriel di kelas, menepuk pundak gadis pirang itu dengan lembut. Mencoba menghentikan tangisannya.
"Sunwoo, bagaimana aku bisa berhenti menangis kalau aku melihat adegan itu terus"
Di bangku kelas paling pojok yang dekat dengan jendela, Kim Dokja duduk di salah satu paha Yoo Jonghyuk. Satu tangan Yoo Jonghyuk melingkar pada perut Kim Dokja, sedangkan yang lainnya memberikan arahan singkat.
"Gunakan ini untuk senjata"
"Seperti ini?"
"Mhm, kamu melakukannya dengan baik"
Yoo Jonghyuk yang pada dasarnya seorang progamer seperti akan tertawa melihat gerakan kaku jari Kim Dokja. Keduanya sudah dalam posisi itu sejak tiga puluh menit yang lalu, dan Yoo Jonghyuk tidak merasa pegal sedikitpun. Karena orang yang duduk di pangkuannya bukan orang lain, melainkan Kim Dokja.
"Master!"
Seorang gadis berkuncir kuda melambaikan tangannya dari arah pintu, di sampingnya terdapat laki-laki berambut putih yang memasang tampang kesal.
Setelah gadis itu sampai di hadapannya, Yoo Jonghyuk melayangkan pertanyaan. "Ada yang ingin kamu katakan?"
"Bagaimana bisa aku mengatakannya saat Master dan Ahjussi sedang menghabiskan waktu bersama, aku tidak setega itu"
"Katakan nanti saja, aku sibuk" kata Yoo Jonghyuk, matanya kembali ia fokuskan pada permainan Kim Dokja.
Lee Jihye mengangguk lalu duduk di samping Uriel yang masih menangis.
"Uriel unnie, kuatkan hatimu"
Uriel mengambil satu lembar tissue lagi untuk menghalau air matanya yang mengalir. "Hiks, aku sedang mencobanya Jihye-ya"
Tidak lama, Han Sooyoung memasuki kelas, ia melayangkan satu pukulan ringan pada kepala Kim Dokja dan Yoo Jonghyuk sebagai salam selamat pagi.
"Akhirnya kau memakai saran dariku?"
"Aku tidak tau apa yang kau maksud"
Kemarin di rumah Kim Dokja, Han Sooyoung memberi saran agar dirinya memperlakukan Kim Dokja dengan lebih berbeda. Karena laki-laki yang menjadi targetnya itu mempunyai tingkat ketidakpekaan yang terlampau tinggi.
"Che, bisakah kalian duduk di bangku kalian sendiri? Ini bangku milikku"
Han Sooyoung melirik seorang laki-laki yang duduk menyender tembok dengan tatapan kasihan, "Lihat Abbys jadi menderita seperti itu"
"Kau saja yang duduk di bangku milikku. Aku membutuhkan sinar matahari"
"Kau pikir kau itu tumbuhan yang sedang berfotosintesis?"
"Ayo kita pindah saja" ucap Kim Dokja tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
Yoo Jonghyuk meletakkan tangannya di perpotongan lutut Kim Dokja dan punggungnya, lalu bangkit dengan Kim Dokja yang acuh tak acuh di gendongannya.
Saat ia berjalan, Yoo Jonghyuk tidak sengaja menangkap figur Uriel yang memelototkan mata dan menutup mulutnya dengan telapak tangan. Wajahnya memperlihatkan ekspresi yang tidak akan pernah gadis itu buat meskipun ia dilengserkan dari jabatan ketua osis secara mendadak.
Han Sooyoung menggelengkan kepalanya tidak percaya, entah apa yang ada di kepala Yoo Jonghyuk sampai tidak menurunkan Kim Dokja bahkan sampai ia duduk di bangku miliknya sendiri.
"Hei Yoo Jonghyuk, apa kau pagi ini tidak sarap--"
Brukk!
"URIEL UNNIEE!!!!" teriakan Lee Jihye membuat semua orang yang ada di kelas menoleh pada sang ketua osis mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
best buddies [ORV FANFICTION]
Fiksi PenggemarPokonya cerita YooHanKim dan Jongdok. Ada slight crossover Solo Leveling sama Lout of the Count's Family MENGANDUNG SPOILER NOVEL!!