Mimpi yang selalu hadir

2.5K 534 41
                                    

Sudah tiga puluh menit berlalu, Uriel masih berjalan mondar mandir sambil membawa notes kecil di tangannya. Hari ini adalah hari terakhir mereka menjalani penilaian tengah yang sudah berlangsung selama dua minggu.

Besok akan diadakan class meeting sebagai refreshing. Tentu saja Uriel dan Sunwoo sebagai ketua dan wakil osis menjadi orang paling sibuk di sekolah. Sedangkan Han Sooyoung dan Abbys bermain kartu di dalam kelas. Kim Dokja dan Yoo Jonghyuk duduk di bangku taman, fokus dengan ponselnya masing masing.

Uriel mendudukan dirinya disamping Kim Dokja sambil mengipasi wajahnya dengan tangan, "Ah sial, aku lelah sekali"

Kim Dokja mematikan ponselnya lalu menoleh, "Apa semua berjalan lancar?"

Uriel mengangguk, "Iya, semua rencana kegiatan sudah selesai"

"Apa saja rencananya?

"Ada olahraga, seni, dan konser musik"

"Oh? Dari mana bintang utamanya?" ucap Kim Dokja tertarik

"Kamu tau Park Hyungseok dan Deok Hwa dari SMA Jaewon?"

Kim Dokja tampak berpikir, laku bertanya. "Mereka yang baru baru ini heboh di dunia maya?

"Iya, mereka akan jadi bintang utamanya" Uriel melambaikan tangannya ke arah Sun Woo yang sedang berbincang dengan anggota osis lainnya.

Lalu Uriel bicara lagi, "Yoo Jonghyuk, kamu juga lebih baik bersiap kalau ada orang yang akan mengungkapkan perasaannya padamu lagi di konser kali ini"

Yoo Jonghyuk mengalihkan pandangan dari ponselnya, lalu suara tajam terdengar. "Pergilah Uriel"

"Astaga, kamu sangat kasar!" ucap Uriel dengan eskpresi pura-pura terluka lalu berjalan menjauhi mereka ke arah Sun Woo yang mulai meneriaki namanya dari kejauhan.

Kim Dokja menghidupkan ponselnya kembali dan mulai menggulir rangkaian kata di layarnya.

"Kamu mau ikut class meeting?"

"Olahraga saja sepertinya, bagaimana dengan mu?"

"Aku tidak berbakat dalam apapun, aku hanya akan menontonmu bertanding" jawab Kim Dokja dengan cengiran lebar.

Setelah mematikan ponselnya, Yoo Jonghyuk menatap mata Kim Dokja selama beberapa saat, lalu tubuhnya bergerak maju.

Kim Dokja yang terkejut mendapati wajah Yoo Jonghyuk yang menatapnya intens langsung memundurkan tubuh, tapi Yoo Jonghyuk terus memajukan wajahnya.

"A-ada apa? Mundurlah Jonghyuk-ah"

Yoo Jonghyuk tidak mengindahkan perintah itu, dia mengunci tatapannya pada mata Kim Dokja.

Kim Dokja terdiam saat merasakan hembusan nafas hangat Yoo Jonghyuk yang menyapu wajahnya.

Mata Yoo Jonghyuk menyipit, "Kim Dokja, apa kamu tidak tidur?"

"Ah! Aku menonton series jadi aku tidak tidur" ucap Kim Dokja, tangannya berusaha menjauhkan wajah Yoo Jonghyuk dari hadapannya.

"Jangan bodoh, kulitmu pucat jadi kantong mata akan lebih mudah terlihat"

"Oho! Kamu mencemaskanku?" Kim Dokja tersenyum, "Jangan khawatir seperti itu, apa kamu mau menonton series bersamaku?"

Yoo Jonghyuk menatapnya sebentar lalu sebelum dia berdiri, suara terdengar dari mulutnya.

"Itu tidak dibutuhkan"

Pukul tujuh malam Kim Dokja baru menginjakkan kakinya di rumah. Dia pulang agak terlambat setelah menuruti paksaan Han Sooyoung untuk menemaninya membeli street food. Di ruang tamu dua orang dewasa duduk berdampingan dan fokus pada laptop mereka masing-masing.

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang