Idiot itu sakit

3.8K 589 49
                                    

Hari ini suasana kelas sedang ramai ramainya, 10 menit sebelum bel tanda apel pagi. Berbeda dengan murid lainnya yang sibuk mempersiapkan diri untuk apel, Han Sooyoung malah menelungkupkan wajahnya di meja. Sudah 15 menit dan tidak ada pergerakan sama sekali.

"Cebol, kamu sakit?" tanya Kim Dokja, tangannya mencoba menangkat wajah Han Sooyoung tapi ditolaknya.

"Aku tidak apa apa. Enyahlah" jawab gadis itu.

"Dasar kau tidak bisa bersikap manis" desah Kim Dokja kemudian kembali ke bangkunya yang ada di depan bangku Han Sooyoung dan di sebelah Yoo Jonghyuk.

"Orang bodoh itu sakit?" Yoo Jonghyuk menyerengutkan kening, cukup aneh melihat gadis itu tidak banyak tingkah.

"Entahlah, dia bilang tidak apa apa"

Kemudian bel apel pagi berbunyi. Mereka bergegas pergi ke lapangan.

Kim Dokja yang khawatir akan kondisi Han Sooyoung terus meliriknya selama apel berlangsung. Entah kenapa rasanya gadis itu menghindari tatapan matanya dan menunduk terus.

"Sooyoung kamu benar benar tidak apa ap-?!" mata Kim Dokja terbelalak melihat tubuh limbung Han Sooyoung.

Sebelum terjatuh mengenai tanah tubuh gadis itu ditangkap oleh tangan besar dan kuat milik Yoo Jonghyuk yang memang posisinya berada di belakang gadis itu.

"Kim Dokja, Han Sooyoung!" wajah Yoo Jonghyuk memucat, saat Kim Dokja menundukan pandangan, terlihat darah mengalir dari hidung Han Sooyoung. Dia mimisan.

"Jonghyuk cepat bawa dia ke ruang kesehatan! Aku akan membuat jalan!"

"Baik"

Mereka berdua menembus deretan murid lain yang juga saling berdesakan setelah apel selesai, saling berebutan masuk kedalam kelas.

"Sial tidak ada jalan!" geram Kim Dokja.

"Minggir!" Yoo Jonghyuk berteriak dan jalan terbuka untuk mereka, sambil terus berlari wajah Yoo Jonghyuk semakin pucat.

Sampai di ruang kesehatan Kim Dokja mendobrak pintu, membuat beberapa penjaga terlonjak kaget.

"Tolong! Ada yang sakit! Tolong cepat! Dia pingsan dan mimisan!" teriak Kim Dokja.

"Ah! Tolong bawa siswi itu kesini!"

Saat Han Sooyoung akan dibaringkan hal yang mengejutkan terjadi. Dia batuk. Bukan batuk biasa, melainkan batuk darah.

Para staff panik dan segera menyuruh Kim Dokja dan Yoo Jonghyuk untuk keluar dari ruangan.

"Jangan khawatir, staff disini berpengalaman dan bukan sembarang orang" kata salah satu staff yang berusaha menenangkan mereka dan segera menutup pintu itu dari dalam.

"Semoga Sooyoung tidak parah, aku terkejut sekal-?!! Jonghyuk?? Yoo Jonghyuk?? Hei kamu kenapa??"

Yoo Jonghyuk menatap pintu UKS dengan pandangan kosong, kemudian tubuhnya limbung hampir terjatuh jika Kim Dokja tidak memeganginya.

"Tidak. Ini semua. Aku. Aku yang. Seharusnya aku bisa lebih cepat. Membawa Han Sooyoung. Aku. Salah. Aku terlambat. Lagi" rancau Yoo Jonghyuk yang sudah terduduk di lantai dengan kedua tangan yang menjambak sisi rambutnya.

"Tidak! Ini sama sekali bukan salahmu! Kamu sudah melakukan yang terbaik!" teriak Kim Dokja sambil menggoyangkan bahu pria itu agar dia bisa tersadar dari ingatan masa lalunya.

"Tidak. Aku salah. Aku. Lagi lagi"

"Ini bukan salah siapapun sialan! Apa yang kamu pikirkan?" dengan susah payah Kim Dokja merangkul tubuh pria itu dan masuk ke dalam ruangan yang berada disebelah tempat Han Sooyoung ditangani.

Mendudukan Yoo Jonghyuk disalah satu tempat tidur, kedua tangannya menggapai tangan Yoo Jonghyuk agar melepaskan cengkramannya dari rambutnya sendiri.

Tangan ramping itu membingkai wajah Yoo Jonghyuk agar mau menatapnya. Sorot matanya masih kosong. Traumanya.. benar benar dalam.

"Yoo Jonghyuk, lihat aku. Aku sekarang ada di depanmu. Dengarkan kata kataku dengan baik" mata Yoo Jonghyuk mulai fokus.

"Ini semua bukan salahmu, kamu tidak salah apapun. Kamu tidak terlambat, kamu tepat waktu. Kamu tidak gagal, kamu berhasil. Dan Han Sooyoung tidak akan kenapa napa. Dia akan baik baik saja"

"..."

Bagus, sekarang matanya sudah kembali fokus.

"Yoo Jonghyuk, jangan termakan trauma masa lalu. Jalan kita masih panjang, masih banyak yang harus kita lakukan"

Yoo Jonghyuk yang menatap manik mata Kim Dokja perlahan mengangguk. Melihat itu Kim Dokja tersenyum, melepaskan tangannya dari wajah tegas Yoo Jonghyuk dan berjalan ke pintu.

"...Mau kemana?"

"Mengunci pintu, kamu pasti butuh ketenangan kan?" dia tersenyum dan mengalungkan lengannya di leher Yoo Jonghyuk, kemudian memeluknya erat.

Tanpa disangka tangan Yoo Jonghyuk merengkuh tubuh ramping Kim Dokja dan membantingnya di kasur. Kim Dokja mendelik, "Apa yang kamu lakukan?"

"Posisi itu aku tidak suka" jawab Yoo Jonghyuk yang posisinya berada diatas Kim Dokja dengan kedua tangannya sebagai tumpuan.

"Kamu bisa memintanya dengan baik baik, tanpa harus membanting tubuhku pun aku akan tetap mengabulkannya hahahha!"

Tangan Kim Dokja terulur membelai pipi sahabatnya yang kencang dan tegas.

Yoo Jonghyuk diam saja.

"Kemarilah Yoo Jonghyuk" Kim Dokja merentangkan lengannya dan tanpa berpikir dua kali Yoo Jonghyuk langsung merendahkan badannya. Menyandarkan kepalanya di dada pria manis itu, kedua tangannya merengkuh tubuh ramping Kim Dokja yang bergitu pas dengan ukuran lengannya.

Kedua tangan Kim Dokja juga melingkar di bahu Yoo Jonghyuk, menepuk nepuknya pelan.

"Kim Dokja"

"Ada apa?"

"... Saat aku bangun nanti apa kamu masih ada disini?"

Kim Dokja tersenyum, "Tentu saja, sekarang tidurlah dengan nyaman, sunfish sialan"

Biasanya Yoo Jonghyuk akan memukul kepalanya jika di panggil seperti itu, tapi sekarang dia hanya mengeratkan pelukannya.

Dia selalu berpikir bahwa hanya dirinya makhluk yang hidup di dunia yang kejam ini, tapi setelah ke hadiran laki laki manis itu Yoo Jonghyuk sadar bahwa akan ada orang yang berada di sisinya. Seperti saat ini.

Yoo Jonghyuk merasa beruntung, walau terkadang sifat protektif itu mengekang Kim Dokja. Seperti kejadian dua bulan lalu saat Kim Dokja berbicara dengan Anna Croftt, Yoo Jonghyuk yang tidak sengaja melihatnya langsung menyeret dan mengunci Kim Dokja di dalam loker. Dan pria itu baru boleh keluar saat sudah berjanji untuk tidak berbicara pada Anna Croftt lagi.

Sebenarnya itu bukan tanpa alasan karena Kim Dokja tau hubungan keduanya tidak baik. Di masa lalu Anna Croftt pernah menghianati Yoo Jonghyuk dalam turnamen game, wanita itu membocorkan taktik Yoo Jonghyuk ke tim lawan yang mengakibatkan kekalahan Supreme King dalam dunia game itu.

Selebihnya sikap protektif Yoo Jonghyuk masih bisa ditoleransi. Contohnya saat Kim Dokja berbicara dengan Jung Heewon, Lee Hyunsung, dan Yoo Sangah. Yoo Jonghyuk hanya akan menatap mereka dengan tajam.

"Dasar bayi besar ini"

Kemudian keduanya tertidur, mereka melupakan kalau sekarang saatnya bersekolah.

best buddies [ORV FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang