•••
CHAPTER 1
~~~~~~~~~~Hujan lagi.
Di pagi buta seperti ini hanya membuat seorang pelajar malas untuk berangkat sekolah. Lebih baik lanjut tidur atau bermalas-malasan bersama ponsel. Hawa dingin ditemani alunan musik yang tenang merupakan hal yang lebih mendamaikan pikiran maupun hati. Namun, alarm terus berdering membuat telinga berdengung.
Kerutan di dahi Aeron mulai terlihat jelas. Kedua matanya perlahan terbuka dan menatap kosong alarm di atas nakas, lalu mendorongnya hingga suara nyaring itu hilang bersama suara pecahan kaca. Kembali lagi dengan hujan. Suara rintik-rintik yang menenangkan itu kembali membuat pikiran Aeron tenang. Namun, ketenangannya kembali terusik saat dia mencium bau manis dari luar kamarnya. Ya, sepertinya sarapan sudah siap. Kepala Aeron berputar mencari tebakan menu sarapannya. Tak lama ketukan pintu kamar itu terdengar untuk menyadarkannya.
"Nak, Eron. Sudah bangun? Bibi sudah menyiapkan sarapan,"
Ternyata sang bibi, alias pembantu rumahnya. Aeron menghembuskan nafasnya lega, dia bangun lalu memegangi kepalanya yang berat. Efek obat yang dia minum tadi malam cukup keras, tapi itu belum ada apa-apanya. Dia sudah terbiasa dan tidak mau berhenti meminum obat itu.
"Nak, Eron? Hari ini hari pertama kamu ke sekolah,"
"Iya, Bi!" sahut Aeron.
Tak ada lagi suara dari sang bibi, hanya derap langkah yang kian menjauh. Aeron turun dari tempat tidurnya lalu membuka gorden abu tua yang menyelimuti jendela kamarnya. Hujan masih turun bersama bau petrichor yang menyengat di hidungnya. Dalam hati Aeron hanya berharap agar hujan menjadi pertanda baik untuk sekolah barunya, dia sudah bosan pindah-pindah sekolah belakangan ini.
Namun, entahlah. Kedua mata Aeron menatap seragam sekolah barunya yang terlihat mirip dengan seragam sekolah lamanya. Kemeja putih dengan celana abu kebiruan. Hanya saja terdapat atribut yang ramai di lengan hingga dadanya. Tanpa memikirkan apapun lagi, Aeron langsung pergi mandi dan turun ke bawah untuk sarapan.
"Nak, Eron tampan sekali!" seru bibi.
"Aeron, bukan Eron. Dan lagi saya sudah bilang untuk tidak menyediakan susu putih," komentar Aeron dingin seperti biasanya. Dia duduk lalu menyentuh garpu dan sendok.
Bibi tetap tersenyum lalu mendekati Aeron, "Eron nama panggilan, tidak papa kan?"
"Tidak," jawab Aeron.
"Sungguh?" tanya Bibi senang.
"Maksudnya tidak boleh," jawab Aeron lalu memotong daging sebagai sarapannya.
Raut wajah bibi berubah cemberut, "Kalau begitu minum susu putihnya, itu bagus untuk tulang."
Aeron tak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔
VampireORIGIN VAMPIRE AWAKEN S1 SINOPSIS: Setelah era kejayaan bangsa vampire Dezastra, Aeron menemukan kebenaran pahit tentang masa lalu dan status keluarganya. Pria yang sudah lama Aeron anggap seperti ayah kandung sendiri justru harus menikah dengannya...