S1: 66

258 20 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 66
~~~~~~~~~~~~

Langkah kaki Aeron memasuki ruang kelas yang terdengar alunan musik bercampur dengan nyanyian sumbang dari teman-teman sekelasnya. Suasana hati Aeron semakin memburuk dan dia memilih untuk langsung duduk ke tempatnya lalu mengerjakan tugas. Melihat kembalinya Aeron membuat Kris mendatangi temannya itu dan menanyakan beberapa hal seputar kompetisi matematika.

"Selasa depan udah mulai kompetisi, lo siap?" Tanya Kris.

"Gue siap juara satu lagi," Jawab Aeron tanpa menoleh sedikitpun.

Nada bicaranya sedikit ketus dengan rona merah padam di wajahnya. Kris langsung mengetahui kalau suasana hati Aeron tengah buruk dan dia penasaran alasannya. Perlahan Kris memberikan permen di atas buku milik Aeron sampai temannya itu terdiam.

"Kalau ketagihan minta gue lagi aja," Ucap Kris.

"Makasih," Balas Aeron.

"Apa ada masalah?" Tanya Kris membuka topik baru.

Aeron bergeleng sambil mengunyah permen pemberian Kris tadi lalu berkata, "Tidak ada yang penting."

"Masalah bang Xavear ya?" Tanya Kris membuat Aeron menatapnya kaget, sedangkan dia hanya tersenyum lebar.

"Gue gak ada masalah apa-apa sama dia," Jawab Aeron.

"Wajah lo gak bisa bohong, Ron. Ada hubungan diantara kalian? Gue gak pernah pacaran tapi kalau butuh saran jangan remehkan gue," Ucap Kris melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut wajahnya yang sombong.

"Sombong sekali," Desis Aeron sambil tertawa.

"Karena gue sering dengar pengalaman banyak orang," Ucap Kris menambahkan.

Awalnya Aeron pikir kalau Kris hanya bercanda tapi justru temannya itu sedang serius ingin membantu. Selama kenal dengan Kris pertemanan mereka memang kurang intens karena Aeron sendiri yang membuat tembok pembatas. Hal itu dia lakukan semata-mata hanya untuk menjaga rahasia hidup dan menjaga teman-temannya. Aeron tak pernah menuntut banyak hal kepada teman-temannya, tapi kini dia sedang hilang arah dan butuh seseorang hanya sekadar menjadi pendengar.

"Gue membentaknya tadi," Ucap Aeron.

"Kenapa?" Tanya Kris.

"Dia gak salah, tapi gue membentaknya. Gue hanya melampiaskan semua kesalahan gue," Jawab Aeron.

Kris menatap Aeron serius lalu berkata, "Gimana reaksi dia?"

"Dia menyalahkan dirinya sendiri padahal itu salah gue. Gue gak berani menatapnya lama. Makanya gue langsung kembali ke sini," Jawab Aeron kini menundukkan kepalanya.

Mungkin terdengar konyol dan aneh bila menceritakan keresahan percintaan bodoh diantara kedua ras yang tak mungkin bisa bersatu. Aeron menaruh posisi Kris sebagai teman yang sudah tau tentang identitasnya, sehingga dia tak mengharapkan banyak hal dari Kris karena hanyalah seorang manusia biasa. Kris teman manusia yang polos selama Aeron mengenal lingkungan sekolah, jadi Aeron tak mau menambah beban pikirannya.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang