S1: 12

927 74 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 12
~~~~~~~~~~~

"Aeron!"

Langkah kaki Aeron tak kunjung berhenti. Dia tetap berjalan lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun. Sejak melintasi gerbang sekolah, Xavear langsung mengejar Aeron. Banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, tapi Aeron seenaknya memutus kontak.

"Hey! Aeron!!"

"..."

"Ck! Aeron! Sebentar aja!"

"..."

"WOII!!"

Lengan Aeron ditarik paksa oleh Xavear saat dia sudah masuk ke koridor sekolah. Pagi itu sekolah masih sepi, Aeron sengaja datang pagi karena berniat untuk menghindari Xavear. Namun, Xavear lebih pandai. Dia datang jauh lebih pagi, bahkan sebelum pak satpam membukakan pintu pagar sekolah mereka.

"Bisa kah lo diam dulu dan dengerin gue ngomong?!" Tanya Xavear kesal. Wajahnya berantakan seperti rambutnya. Nafasnya berderu kencang sampai ingin meledakkan feromonnya.

"Gue udah nyuruh lo buat ga muncul di hadapan gue," Ucap Aeron menatap tajam Xavear.

Xavear meremas rambutnya lalu menggeram, "Lo mau menghindari gue? Oh, tidak bisa. Lo masih berhutang sama gue!"

"Apa lagi?!" Tanya Aeron menjauh dari Xavear. Namun, Xavear mencengkram pundak Aeron dan mendekat.

"Lepas!"

"Lo ninggalin gue sendiri! Traktiran makan malam pun tidak jadi!" Bentak Xavear membuat Aeron menepis tangannya.

"Lupakan saja," Desis Aeron hendak melengos pergi, tetapi lagi-lagi Xavear menariknya dan mendorong dada Aeron hingga punggungnya menempel di dinding.

"Ugh! Xavear!"

"Gue gak perduli lo vampire atau omega, tapi setidaknya lo ngertiin gue walau sedikit!" Bentak Xavear menempelkan tangan kanannya di dinding tepat disebelah telinga kanan Aeron. Tepat, Xavear mengurung Aeron. Tatapannya semakin tajam dan dia menekan tiap perkataannya.

"Lo ninggalin gue begitu saja setelah gue tahu identitas asli lo. Lo pikir itu pantas dilakukan?"

"Lalu apa? Gue bermohon-mohon sambil nangis di depan lo untuk menjaga rahasia identitas gue?" Tanya Aeron dingin.

"Lebih baik seperti itu dari pada bertindak layaknya seorang pengecut dan pecundang!" Desis Xavear.

Aeron menatapnya semakin dingin, sedangkan Xavear menggeram lalu menghembuskan nafasnya kasar. Dia mengatur nafas lagi dan lagi, lalu mundur beberapa langkah. Ruang yang diberikan oleh Xavear membuat Aeron bisa kembali bernafas dengan tenang.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang