S1: 64

352 17 6
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 64
~~~~~~~~~~~~

Langit biru yang tercemar asap kelabu menyesakkan dada. Rasa perih yang sedari tadi mengganggu karena panas kobaran api seolah menjadi hobi dari dua orang itu. Mereka tengah membersihkan darah yang berceceran di kening sampai lengan dengan kain kasa putih lalu membuangnya begitu saja ke dalam kobaran api yang menampilkan tumpukan kerangka mayat. Tanah merah itu juga di siram oleh larutan aneh yang mampu menghilangkan bau darah akibat pembantaian vampire dalam sekejap.

"Perlukah aku memotong rambutku? Sudah bercabang begini," Ucap Livy sambil mengangkat beberapa helai rambutnya yang berwarna putih.

Seorang lelaki yang memiliki wajah mirip dengan Livy langsung menoleh dan memamerkan taringnya yang tajam, "Sudah aku sarankan untuk potong pendek atau sekalian saja habiskan!"

"Bajingan! Sebelum bicara tolong pikirkan dulu!" Bentak Livy.

"Kamu selalu membicarakan rambut belakangan ini! Menyebalkan!" Desis Leon.

Sebuah mobil jeep Rubicon berwarna hitam memasuki wilayah tanah merah itu diikuti oleh beberapa mobil satu tipe lainnya. Baik Leon dan Livy, mereka berdua langsung berjalan santai ke arah para tamu itu. Tak lama Arge bersama Joe turun dari mobil tadi lalu pergi menyapa si kembar. Ya, mereka telah melakukan tugas pertama mereka dengan baik sampai Arge tak menyangka kalau ada mata-mata Vicloan yang bersembunyi di tempat seperti itu.

"Wah! Pagi ini cerah dengan kobaran api yang menyengat!" Seru Arge.

"Selamat datang pangeran. Semoga hidung Anda baik-baik saja karena bau bangkai seperti ini," Sapa Leon.

Arge tertawa lantang lalu bersalaman dengan Leon yang sudah lama menjadi temannya, sedangkan Livy masih diam di belakang sambil memainkan rambutnya dengan kuku bening yang panjang dan tajam. Joe sudah lama tidak bertemu dengan si kembar yang telah menjalankan tugas penyerangan dan pembantaian besar-besaran selama era kejayaan Dezastra dulu. Meski begitu, cara kerja mereka masih sama dan kekuatannya tak main-main. Pantas saja Dezastra sering menyerahkan tugas pengintaian kepada mereka.

"Bagaimana keadaan pangeran Revan? Sudah jauh lebih baik?" Tanya Leon.

"Sudah, akhirnya. Semua berkat Aeron," Jawab Arge cepat.

Livy membulatkan matanya lalu mendekati wajah Arge dengan senyum yang lebar dan berkata, "Kapan kami bisa bertemu dengan Aeron?!"

"Setelah kalian menyelesaikan tugas," Jawab Arge terkejut lalu memundurkan wajahnya beberapa senti.

"Jangan berbohong ya?! Aku tidak sabar melihat wajah seorang Origin," Ucap Livy menepuk kedua pipi semunya bersamaan.

"Kamu harus dapat izin dulu dari abangku," Ucap Arge.

Kobaran mata yang terpancar dari Livy membuat Arge kesulitan untuk menelan ludah. Pasalnya perempuan itu memang sangat galak dan sudah terkenal dengan julukan psikopat. Jangan tertipu dengan wajah berparas cantik seperti peri itu.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang