Don't forget to click vote and comment!
...
Sepanjang jalan jendela mobil sedan tua itu terbuka. Menatap pepohonan hijau yang segar dengan kuningnya sinar mentari. Asap rokok tak mengendap di dalam karena hembusan angin dari luar yang menyapunya. Jalanan berliku dengan pepohonan cemara menjadi ciri khas jalur perbatasan. Alfred terus memandangi pemandangan rindang itu sambil merokok dengan tenang tanpa membuka mulut, sedangkan Edgardo memilih untuk fokus mengendarai mobil. Mereka sudah tiba di kilometer 38 dan memasuki wilayah tanpa jalan beraspal.
"Kamu lihat pohon jati itu? Kita parkir di sebelahnya," Ucap Alfred membuka suara.
Edgardo memicingkan matanya lalu mengangguk paham. Wilayah ini tergolong baru baginya karena dia memang lahir di kota dan tak berani keluar perbatasan. Tentu karena Edgardo punya trauma buruk dengan vampire.
"Bapak pernah ke sini?" Tanya Edgardo setelah mematikan mesin mobil tua itu sambil mengamati daerah hutan di depan mereka.
Alfred sudah membuka pintu mobil dan membantingnya tanpa menjawab. Ketua tim regional itu melangkah perlahan sambil memandangi pemandangan hutan yang tak pernah berubah. Hanya saja terlihat lebih kering dari terakhir kali dia lihat. Di belakang Edgardo mengambil beberapa alat untuk berjaga sambil mengikuti jejak Alfred.
"Pak! Jangan sembarang melangkah, di depan sana mungkin ada ranjau!" Seru Edgardo.
"Ini bukan wilayah Dezastra," Ucap Alfred menarik tirai dedaunan yang ada di depannya, "Dan bukan wilayah werewolf juga."
"Lalu?" Tanya Edgardo bingung.
"Wilayah yang tak berpenghuni," Jawab Alfred lalu melewati beberapa pohon tua yang sudah tumbang dan tua tanpa dedaunan.
Banyak yang ingin ditanyakan oleh Edgardo tapi respons Alfred tak memuaskannya. Dia pun memilih untuk mengikuti langkah pak tua itu sampai tiba di sebuah lahan kosong dengan rerumputan gandum yang mengering. Jauh di depan mereka ada perkebunan dan taman bunga dandelion yang mati. Alfred diam di tempat sampai Edgardo maju melewatinya.
"Tempat apa ini? Di depan sana sepertinya ada rumah tua," Ucap Edgardo sambil menunjuk ke arah depan.
"Ini tempat tinggal Origin terakhir, Leila. Pihak kepolisian daerah sempat mencatat tempat ini yang menjadi TKP penyerangan 13 tahun silam," Ucap Alfred membuat Edgardo kembali menatapnya.
"Penyerangan oleh siapa?" Tanya Edgardo masih tak mengerti.
"Manusia," Jawab Alfred lalu melangkahkan kakinya.
Mereka tiba di hamparan perkebunan dan taman di depan rumah tua yang sudah rontok karena lapuk. Tembok yang masih kokoh hanya tampil separuh dengan bekas gosong karena kobaran api. Sunyi yang menyisakan duka, itu lah yang dirasakan oleh Edgardo. Tak jauh berbeda dengan keadaan rumah Edgardo dulu setelah kematian orang tuanya.
"Informasi terakhir mengatakan kalau Leila tewas akibat penyerangan dan tidak ada yang tersisa selain tempat ini. Saksi yang melihat penyerangan itu memilih untuk diam dan melupakannya sampai kepolisian menutup kasus tersebut," Ucap Alfred.
"Leila mungkin ibu dari anak pangeran pertama Dezastra itu, benar?" Tanya Edgardo.
Alfred menatapnya dan tersenyum tipis, "Itu yang akan kita cari tau. Apakah dia memang anak Leila yang diadopsi oleh Revan atau anak kandung mereka berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔
VampireORIGIN VAMPIRE AWAKEN S1 SINOPSIS: Setelah era kejayaan bangsa vampire Dezastra, Aeron menemukan kebenaran pahit tentang masa lalu dan status keluarganya. Pria yang sudah lama Aeron anggap seperti ayah kandung sendiri justru harus menikah dengannya...