S1: 48

388 27 13
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 48
~~~~~~~~~~~~

Aeron menatap gerbang sekolah yang masih ramai dengan kendaraan umum. Untungnya dia sudah mendapatkan izin dari Revan untuk mengajak teman-temannya dan menyuruh Joe menjemput mereka pukul 3 sore. Kesempatan ini Aeron ambil untuk bertemu dengan Lucian lalu menyelesaikan masalah mereka. Disepanjang jalan Aeron bisa melihat bangunan lain di dekat sekolahnya. Memang sedikit malu karena Aeron langsung pulang jika sekolah sudah selesai. Jadi, ini pertama kalinya Aeron menelusuri daerah dekat sekolahnya.

"Itu dia. Ayo!" Ajak Ken.

Kedua mata Aeron terhenti di sebuah kedai yang cukup ramai dengan tongkrongan anak muda. Mereka sepaket mengenakan jaket kulit hitam dan asik merokok. Pemandangan yang dulu pernah dibenci Aeron karena Jovan. Ya, mantannya dulu sangat berprestasi di sekolah dan terkenal dengan taat aturan, tapi setelah mengenalnya lebih dalam ternyata Jovan sangat berandal dan seorang bajingan. Itu hanya sekadar masa lalu saja.

Ken bersama Aeron melangkah masuk ke kedai kopi itu lalu bertemu dengan Lucian yang sedang mengobrol. Saat dipanggil oleh Ken, pandangan diantara mereka berdua bertemu. Aeron terlihat dingin seperti biasanya dan Lucian yang merasa lega saat bertemu dengannya. Tanpa menyapa, Lucian langsung mengajak Aeron mengobrol di taman kosong depan kedai kopi itu.

"Gue seneng liat keadaan lo baik-baik saja bahkan bisa masuk sekolah lagi," Komentar Lucian setelah sekian lama diam.

Aeron masih sama dinginnya dan dia membuang pandangannya ke arah jalanan beraspal yang panas karena mentari, "Gue ke sekolah buat bertemu dengan Xavear, tapi dia gak hadir."

"Demi dia?" Tanya Lucian memicingkan matanya.

"Lo usir dia dari rumah?" Tanya Aeron kembali menatapnya.

"Dia sendiri yang memilih buat pergi," Desis Lucian.

Bekas luka memar yang ada di wajah Lucian tak bisa berbohong, "Kalian berkelahi kan?Lo lupa sama kesepakatan kita?"

"Hei! Gue akuin kalau itu salah gue, tapi kepergian dia dari rumah bukan tanggung jawab gue!" Ucap Lucian meninggikan konotasi.

"Xavear gak akan pergi tanpa berpamitan. Apa yang lo katakan sampai dia pergi? Lo gak tau kalau dia sangat sayang sama kalian?!" Bentak Aeron.

Nada yang lebih tinggi itu membuat Lucian terdiam. Ini adalah pertemuan kedua setelah di hutan. Lucian sudah lama menantikan pertemuan dengan Aeron lagi karena masa kritisnya sudah berhasil mereda. Sayangnya pertemuan ini malah membahas Xavear dan dengan lantang Aeron menyalahkan Lucian atas kepergian Xavear.

"Lo benar-benar mencintai dia?" Tanya Lucian dingin.

Pertanyaan yang di luar topik, bahkan memancing atmosfer canggung diantara mereka. Aeron tak habis pikir dan dia pun mencengkram kerah jaket yang dikenakan oleh Lucian dengan sorot mata dominan. Dia sudah kehilangan kesabaran dan jengkel melihat tingkah kekanak-kanakan dari Lucian.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang