S1: 60

400 22 5
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 60
~~~~~~~~~~~~

Hujan masih mengguyur kota sampai tengah malam. Aeron tak bisa tidur, bahkan tenang sekalipun mata itu terpejam. Dia bangun lagi dan menatap wajah teduh Revan yang tertidur. Efek darah murninya bekerja maksimal, sehingga luka cambuk bagai tato di kulit pria itu tertutup dan hilang. Selain itu, suhu tubuh Revan juga normal layaknya vampire pada umumnya. Aeron bersyukur sampai air matanya kembali turun dengan penuh perasaan bersalah, terlebih lagi saat Arge menceritakan apa yang terjadi pada Revan di rumah kediaman Vogar. Revan bertanggung jawab penuh atas kebebasan Aeron untuk bersekolah dan pergi keluar untuk bermain bersama temannya.

Memang ada harga yang harus dibayar oleh Aeron akan hal itu. Bagai kesepakatan demi kebebasan. Namun, bagi Revan sendiri Aeron adalah orang yang sangat dia cintai. Dia rela memberikan apapun untuk Aeron meski dia terpaksa dan egois, maka dari itu tanggung jawabnya sangat besar sampai ingin merebut nyawanya karena cambukan. Aeron menaruh kepalanya di pinggiran tempat tidur sembari memandangi wajah Revan dengan pikiran yang tertuju pada wasiat sang Origin.

"Apa aku harus mengikuti wasiat lalu menghancurkan semua keinginan Origin dan mereka yang merampas kebebasanku?" Batin Aeron.

Kesedihan yang berujung rasa takut untuk berjuang sendiri. Setelah kejadian ini, Aeron sudah menebak akan terjadi perubahan total dari rencana Dezastra termasuk pernikahannya dengan Revan. Dia tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bersekolah dan bertemu dengan teman-temannya, bahkan Xavear. Bimbang datang bersama rasa kantuk yang menggerogoti mata Aeron. Dalam setengah kesadaran, Aeron membayangkan wajah kecewa Xavear ketika berpisah dengannya nanti.

"Kamu bisa mencapai titik ini dengan perjuangan, maka kamu juga bisa menaklukkan semuanya dengan kerja keras dan keberanian."

"Perjuangan bukan hanya lewat kebersamaan Aeron. Buatlah dirimu jauh lebih berani karena aku belum bisa selamanya di sisimu."

"Jangan terus melarikan diri dan hadapi semuanya, Aeron. Aku akan membantumu dari kejauhan."

Bagai lantunan tidur, Aeron mendengar suara lembut Xavear dan mulai memejamkan kedua matanya. Dia berharap agar malam ini tidak bermimpi apa-apa. Hanya ingin ketenangan dari segala kebimbangan dan ketakutan. Aeron lelah melarikan diri, dia sudah cukup dewasa untuk menghadapinya sendiri. Bila semua yang dia taklukkan sudah selesai, maka Aeron hanya perlu beristirahat atau kembali kepada orang terkasihnya. Itu adalah harapan sekaligus keinginan mutlak Aeron yang membawa kenyamanan saat tidur, bahkan sampai mentari muncul dan membangunkan Revan.

Kelopak mata bergerak naik untuk menampilkan bola kristal berwarna merah gelap yang sudah lama tertidur. Perlahan jemarinya merangkak naik dan mengelus wajah tegas yang terasa halus. Revan menarik nafas dan menghembuskannya dengan tenang lalu menoleh ke kanan. Di sana ada Aeron yang masih tertidur dengan memendamkan wajahnya di balik selimut. Senyum terukir di wajah Revan dan menghilang begitu saja saat tak sengaja menemukan balutan perban di tangan kiri anak itu.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang