S1: 36

488 28 9
                                    

Don't forget to click vote and comment!

...

Aeron menatap perkebunan di belakang halaman rumah itu lalu melangkah menuju sungai kecil yang tak jauh dari hutan. Di sana ada beberapa batu besar dan Lucian bersandar di sana sambil memandangi kedatangan Aeron. Rasanya sangat sejuk walau hari sudah siang, tentu karena sungai yang bersih dan pepohonan yang rindang. Aeron menatap pemandangan itu lalu tersadar dengan Lucian yang menjentikkan jarinya.

"Lo dengar?"

Sontak Aeron menoleh dan menatap dingin Lucian. Tidak ingin banyak bicara kecuali ada perlunya. Aeron merasa kalau Lucian sangat membencinya dan Xavear, tapi kenapa saudara Xavear itu mengaku kalau dia menyelamatkan Aeron?

"Ada apa?" Tanya Aeron.

"Gue punya beberapa pertanyaan, jadi jawab satu persatu," Ucap Lucian sedikit memaksa sampai Aeron mengerutkan keningnya, "Tenang saja, bukan masalah keluarga lo."

"Lalu? Hubungan gue dengan Xavear?" Tanya Aeron memiringkan sedikit kepalanya dengan tatapan mata yang menajam.

Lucian berdecih lalu tertawa hambar, "Apa gue terlihat seperduli itu?"

"Tidak. Lo gak pernah perduli juga sama Xavear," Jawab Aeron cepat.

Terdengar santai tapi menusuk. Lucian memicingkan matanya dengan kerutan di dahi itu. Sepertinya obrolan serius dimulai dan Aeron siap memukulnya jika Lucian hendak bermain kasar. Ya, apa mereka akan berkelahi?

"Lo gak tau apa-apa tentang gue, hubungan gue dengan Xavear, dan keluarga gue. Diam dan urus aja hidup lo sendiri sebagai seorang Origin atau keluarga Dezastra. Persetan dengan itu! Gue gak perduli," Ucap Lucian penuh penekanan pada tiap kalimatnya.

"Jadi, itu yang pengen lo bicarakan? Menyuruh gue untuk tidak mengenal kalian dan menjauhi werewolf?" Tanya Aeron.

"Ayah gue pasti membicarakan hal yang sama kepada Xavear sekarang dan gue di sini sebagai keluarganya juga mau memperingati lo untuk tidak melibatkan keluarga kami," Jawab Lucian tegas.

Kedua mata sedingin salju itu terus menatap Lucian yang terlihat kesal. Sebenarnya Aeron tak ingin pembahasan mereka sampai sejauh itu, hanya saja dia kesal dengan sikap angkuh dari Lucian yang memandang sebelah mata saudaranya sendiri. Xavear hanya seorang yatim piatu dan setelah orang tuanya meninggal dia diasuh oleh keluarga Jeleon. Mereka masih satu darah, tapi kenapa sangat sulit untuk akur? Oh benar, karena ibu Xavear manusia dan dia setengah werewolf.

"Tenang saja, gue gak bakal melibatkan keluarga werewolf karena kalian sudah mau menerima gue baik-baik di sini," Ucap Aeron melirik banyak tanaman indah yang mulai bermekaran lalu kembali menatap Lucian, "Gue berterima kasih juga ke lo karena memilih untuk menyelamatkan gue di hutan semalam."

"Gue menyelamatkan lo karena satu alasan dan gue minta lo untuk bertanggung jawab. Ya.. Anggap saja sebagai ucapan terima kasih lo," Ucap Lucian melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum miring.

Aeron menghembuskan nafasnya lalu tertawa. Kecurigaan itu justru menggelitik pikirannya. Lucian sangat mirip dengan Revan jika dilihat dari suatu sisi dan Aeron berhasil menemukan sisi itu. Dia harus berhati-hati agar tidak masuk ke dalam perangkapnya. Perangkap yang bisa mengurung Aeron agar tidak bisa melihat mentari.

"Memang tidak ada yang gratis di dunia ini," Ucap Aeron lalu mengusap wajahnya cukup kasar dan kembali menatap Lucian, "Kalau begitu gue juga minta satu syarat sebagai ucapan terima kasih atas kaki lo."

"Oke, lo dulu. Syarat apa?" Tanya Lucian yang masih tersenyum dusta padahal sorot matanya memperlihatkan keangkuhan.

"Perlakuan Xavear dengan baik karena dia tetap saudara lo. Gue gak tau apa masalah kalian, tapi jangan buat dia merasa terasingkan karena seorang yatim piatu, merebut rumah lo, dan setengah werewolf. Lo gak pernah tau rasanya ditinggalkan orang tua tapi tak pernah didukung oleh keluarganya yang lain," Jawab Aeron dengan nada suara yang berat. Tidak ada penekanan tapi sedikit ada ancaman dan kesedihan.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang