S1: 52

386 19 8
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 52
~~~~~~~~~~~~

Suasana mencekam dari malam yang kelam. Gereja yang berdiri kokoh dengan lilin-lilin merah terbakar hangus hanya menyisakan aroma darah bercampur melati. Aeron berdiri di tengah-tengah ruangan yang dipenuhi kursi dan kobaran api dari lukisan sampai dinding gereja. Asap hitam yang menyerupai bayangan malaikat maut menghadang pandangan Aeron untuk mengenali beberapa orang di dalam ruangan itu. Dia menatap lantai gereja yang sudah panas karena api dan bercak jejak darah.

Pelipis dahinya terasa hangat karena darah yang mengalir bagai sungai. Kepalanya terasa berat dan Aeron terjatuh. Pukulan yang keras dari balik punggungnya hanya membuat Aeron semakin tak mengenali tempat dan situasi di mimpi itu. Dia terus menerus mengerang berusaha bangkit, tapi tubuhnya terasa tertindih oleh atap gereja. Di tengah-tengah ketakutannya, Aeron melihat banyak mayat yang tergeletak di lantai dan terbakar, sampai pandangannya jatuh pada seorang laki-laki yang juga terluka parah dengan luka tusuk di dada.

"Ughh.. Tolong.." Ucap Aeron mengerang kesakitan.

Sorot kedua matanya menajam dan berhasil mengenali sosok lelaki itu. Aeron menyeret badannya untuk mendekati mayat yang sudah beraroma minyak tanah. Dia ingin dibakar, tapi Aeron bersusah-payah merangkak untuk melindunginya.

"Tidak.. Tolong, hentikan. Bangun Kris.. Ini mimpi," Ucap Aeron memohon.

Bunyi pemantik besi mengalihkan pandangan Aeron bersamaan dengan suara sepatu pantofel coklat yang memasuki ruangan gereja. Pemantik yang bermain-main sebagai tanda hitungan mundur sebelum menjatuhkannya di atas tubuh Kris. Aeron mencengkram pria yang hendak membakar tubuh Kris hidup-hidup dengan sekuat tenaga. Kepalanya kesulitan untuk mengadah ke atas dan menatap sosok iblis di depannya.

"Jangan.. Jangan! Aku mohon! Berhenti menggangguku!" Teriak Aeron dengan air mata yang terus mengalir.

"Ini adalah hukuman untukmu," Ucapnya.

Suara yang asing dan tak pernah terdengar di benak Aeron. Dia ingin menatapnya, tapi pria itu lebih dulu melemparkan pemantik ke lantai berlumuran minyak tanah. Perlahan api mulai merembet ke tubuh Kris dan Aeron pun berteriak histeris.

"Hukuman atas apa?! KENAPAA?!! APA SALAHKU?!!" Bentak Aeron.

"Melanggar takdir."

Dentuman besar dengan kobaran api yang kian menguap ke langit-langit gereja membuat Aeron sesak nafas. Kedua mata Aeron melihat tubuh Kris yang hendak terbakar dan dia lun berhasil terbangun dari mimpinya. Tanpa sadar Aeron mencengkram erat pergelangan tangan Kris dengan sorot mata ungu yang menyala terang meski basah karena air mata. Taring Aeron pun tampil menyeramkan tepat di depan wajah Kris yang penuh kepanikan.

"Kris?!" Tanya Aeron.

Kesadaran Aeron mulai kembali dan dia menatap Kris yang sudah menempelkan telapak tangannya di depan mulut Aeron dengan sorot mata aneh. Sedih, kesal, dan takut secara bersamaan memantul dari bola mata Kris. Aeron merasa jantungnya seolah terpukul oleh sesuatu yang tak terlihat. Melihat kekecewaan Kris, Aeron tersadar dan langsung melepaskan cengkraman itu.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang