•••
CHAPTER 79
~~~~~~~~~~~Revan melepaskan Jeleon begitu saja. Kuku tajam itu sudah menjauhi urat nadi yang bisa mengancam maut. Kedua mata Revan tak lepas menatap Aeron yang terlihat kacau dengan bengkaknya kantung mata. Pikiran dan hati itu secara tak sinkron mencari jawaban dari alasan Aeron yang tiba-tiba muncul di tempat itu, bahkan sengaja melihat penyerangan Dezastra terhadap ras werewolf. Revan sangat khawatir bila Aeron melihat kekerasan seperti itu, tetapi sisi lain yang ada di dalam dirinya kini lebih dominan. Sisi lain seperti rasa penasaran sekaligus rasa kesal. Bagaimana Aeron bisa berdiri di sana bersama sosok lelaki entah berantah yang membela keluarga werewolf itu?
"Aeron, kenapa- Tidak, bagaimana kamu bisa ada di sini?" Tanya Revan berdiri tegap dengan wajah kebingungan.
Arge melirik Aeron yang terlihat ketakutan karena tak bisa menjawab, sedangkan Joe berusaha untuk mendekati tuannya demi mengantisipasi suatu hal. Tak jauh berbeda dengan si kembar, Leon dan Livy, yang juga terkesan kaget akan kemunculan Aeron. Mereka menebak segala macam situasi di sana dari yang remeh sampai masalah serius. Namun, dalam hati mereka berkata bahwa Aeron dan lelaki di sebelahnya itu memiliki sebuah hubungan.
"Ayah.. tolong.. jangan lakukan itu.." Ucap Aeron parau. Dia menahan tangisan berujung sesak nafas.
Persendian yang linu dengan tulang rapuh membuat Jeleon tak bisa mengangkat kepala untuk melihat keadaan Xavear juga Aeron. Dia terluka parah hingga energi yang terkuras karena penyerangan tadi. Hanya jemari yang berusaha bergerak mendekati pergelangan kaki Revan lalu mencengkram erat agar pria itu tak mendekati Xavear.
"Jangan.. jangan sentuh Xavear.." Pinta Jeleon.
Suara serak tak berdaya semakin mengunggah emosi Revan. Situasi tak dikenali dan datang secara mendadak juga membuat Revan terdesak sendiri. Dia pun melepaskan tangan Jeleon dari kakinya lalu menendang perut juga rusuknya hingga terpental beberapa sentimeter bersamaan dengan erangan kesakitan. Saat itu juga Xavear berteriak takut sambil menahan tangan yang gemetaran, sedangkan Aeron sudah lebih dulu berlari ke arah Revan dan menariknya sekuat tenaga menjauhi Jeleon juga anggota keluarga Xavear lainnya. Kesempatan ruang yang diberikan oleh Aeron dimanfaatkan Xavear untuk menghampiri keluarganya dan menolongnya.
Melihat situasi yang ternyata berbanding terbalik membuat Sebastian kebingungan lalu menyuruh si kembar bersama beberapa pengawal lainnya untuk mengepung keluarga Jeleon. Berbeda dengan Joe yang sudah melepaskan diri dari Arge untuk membantu menenangkan Aeron dihadapan Revan.
"Tuan, haruskah kita hentikan? Tuan muda sedang dalam kondisi tidak baik.." Ucap Joe khawatir.
"Hentikan ini! Ayo kita pulang ayah.. Aeron mohon.." Ucap Aeron memohon.
"Tenanglah tuan muda.. kita akan pulang, tolong jangan menangis," Ucap Joe memegangi pundak Aeron yang gelisah selalu.
Revan yang sedari tadi menatap tangisan Aeron langsung menarik pergelangan tangan anak lelaki itu agar jarak mereka menipis dan mengendus aroma tubuh yang terasa asing sejak tadi. Mata merah kian menajam dengan tatapan dingin menancap di dada Aeron. Perasaan yang sudah tidak enak sejak tadi kini terasa kian memburuk saat Revan sudah memandanginya seperti itu. Jantung mereka beradu tak normal untuk menahan emosi masing-masing sampai akhirnya Revan menarik kerah baju Aeron yang memperlihatkan bekas kemerahan. Itu bukan tanda dari Revan, melainkan lelaki lain yang beraroma serigala seperti Jeleon.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔
VampireORIGIN VAMPIRE AWAKEN S1 SINOPSIS: Setelah era kejayaan bangsa vampire Dezastra, Aeron menemukan kebenaran pahit tentang masa lalu dan status keluarganya. Pria yang sudah lama Aeron anggap seperti ayah kandung sendiri justru harus menikah dengannya...