S1: 26

540 38 5
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 26
~~~~~~~~~~~~

Alarm kembali membangunkan Aeron, tapi anak laki-laki itu hanya mengerang dan kembali menghadap ke sisi lain tempat tidur dengan kedua mata yang terpejam. Dia ingin kembali tidur sebelum alarm di ponselnya ikut berdering. Sontak Aeron terbangun dan menatap layar ponselnya yang menunjukkan pesan "Ke perpustakaan". Ya, dia menyiapkan alarm cadangan untuk membangunkannya.

Kedua mata Aeron menyipit lalu menatap jendela kamarnya yang masih tertutup rapat. Masih pagi sekali dan Aeron sedikit menyesal menerima tawaran Kris untuk pergi di pagi hari. Sebenarnya Aeron tak keberatan, hanya saja dia tak terbiasa bangun pagi di akhir pekan. Untuk berangkat sekolah saja dia malas. Aeron memang kebo dan mager di pagi hari.

Setelah nyawa berkumpul Aeron langsung pergi ke bawah dan menyantap sarapan bersama bibi Flo. Revan sepertinya belum bangun atau sudah pergi ke perusahaan. Aeron tak menanyakannya dan memilih untuk sarapan tanpa bersuara. Dia tak ingin diganggu saat pagi buta.

"Nah, ini minum teh hangat. Nanti bibi mau coba bikin pudding!" Seru bibi membuat Aeron menoleh penasaran.

"Rasa coklat," Ucap Aeron dengan nada datar. Bukan permintaan maupun pertanyaan. Hanya komentar agar bibi memilih rasa itu untuk dirinya.

"Buat nak Aeron mah bibi sudah hafal!" Ucap bibi sambil tertawa.

Aeron hanya diam dan menghabiskan makanannya. Setelah itu dia menyeruput teh hangat tadi dan menatap kedatangan Revan yang masih memakai kimono berbahan satin. Terikat ketat di sepanjang pinggang dengan kerah terbuka yang memperlihatkan bagian dada berkulit pucat.

"Oh, kamu berangkat pagi?" Tanya Revan yang terlihat masih mengantuk.

"Saya pikir anda sudah berangkat ke perusahaan," Ucap Aeron.

Revan bergeleng sambil menyeruput secangkir teh hangat, "Tidak, saya hanya mau istirahat seharian di sini."

Melihat ekspresi dingin dari Revan membuat Aeron kembali diam. Dia merasa ada yang salah tapi tak berani bertanya. Padahal tadi malam mereka berbicara normal, lalu apa ada masalah lain yang dipikirkan Revan? Kulit putih itu semakin pucat dari yang terakhir Aeron lihat.

"Saya pergi sampai sore, anda tak keberatan sendirian di sini?" Tanya Aeron. Entah keberanian dari mana dia memancing Revan untuk menatapnya.

Aeron hanya khawatir jika Revan punya masalah sampai memilih untuk seharian di rumah. Padahal pria itu selalu rajin pergi ke perusahaan walau di akhir pekan. Cukup membingungkan dan mengkhawatirkan.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang