S1: 73

281 16 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 73
~~~~~~~~~~~~

Kerongkongan Aeron terasa serak dan kering disaat mulutnya kebas bahkan lecet karena terus mengulum milik Revan yang semakin keras. Beberapa kali dirinya tersedak dan bernafas melalui hidung dengan ritme pendek. Namun, Aeron tidak menyerah pada pikirannya agar cepat selesai lalu pergi tidur. Dia terus menggerakkan mulutnya semakin cepat dengan tangan yang meremas otot perut Revan sampai pria itu menekan kepalanya dan mendesah panjang.

"Ahh.. Haa.. Telan semuanya," Ucap Revan bagai perintah.

Aeron menutup mulutnya dan susah payah menelan cairan Revan dengan keringat yang membasahi dahinya. Energi Aeron terkuras begitu saja padahal hanya memuaskan Revan dengan blow job. Pria itu memang sangat menekankannya dan sulit untuk puas, bahkan mencapai klimaks saja butuh waktu lama sampai otot mulut Aeron hilang rasa. Kini Aeron memilih untuk tengkurap di samping Revan lalu membelakangi pria itu karena muak melihat wajah arogan penuh hasrat yang tak pernah puas. Dia segera meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Kenapa malu seperti itu?" Tanya Revan berbisik lembut.

"Jangan ganggu aku lagi," Ucap Aeron.

"Kamu tidak mau menikmati fasilitas hotel mewah ini dan langsung tidur?" Tanya Revan memasukkan tangannya ke dalam selimut dan menarik pinggang Aeron agar menempel padanya.

"Ugh! Hentikan! Aku ingin tidur!" Bentak Aeron mendorong pinggang Revan menjauh.

Tawa Revan menakuti Aeron dan pria itu kembali memeluknya sambil menggesek-gesekkan batang penisnya ke bokong Aeron yang tertutup selimut. Sontak Aeron kesal sampai berniat untuk memberontak, tapi tenaga Revan sangat besar dan dia berhasil dikurung tanpa pergerakan.

"Semakin sulit untuk dijinakkan maka semakin menarik di mataku," Bisik Revan.

"Jinak? Kamu pikir aku peliharaanmu?!" Tanya Aeron kesal.

Tangan Revan meraih dagu Aeron dan mencengkeramnya kuat lalu ditarik sampai mereka beradu tatap dengan posisi Revan dibelakangnya. Bola mata gelap dari Aeron seperti lautan tanpa sinar mentari, tapi Revan sangat menyukai kesunyian itu dan berandai-andai jika mereka hanya ada berdua di dunia. Wajah Revan bergerak maju dan kembali menyantap bibir tipis Aeron yang membulat kaget. Tak bisa berontak maupun lepas dari ciuman itu karena kekuatan tangan Revan. Mereka beradu lidah karena penolakan Aeron tapi Revan kembali unggul dengan menghisap kuat lidah Aeron.

"Enghh..! Emmm! Ahhh..! Haa!"

"Umm.. Emm, haa..! Aku suka segalanya darimu, Aeron."

"Sudah cukup! Biarkan aku tidur."

"Kenapa buru-buru sekali?"

Dalam sekejap mata Revan menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Aeron sejak tadi lalu kembali menindihnya. Aeron berteriak dan berusaha memberontak, tapi Revan kembali menjinakkannya dengan sentuhan-sentuhan menggelitik. Pria itu terus menghisap dada Aeron lalu menggigit puting susunya lalu turun ke perut sampai pahanya. Revan sangat menggilai tubuh mulus bagai ukiran patung pangeran itu. Tubuh Aeron terpahat sangat indah dan preposisi sehingga selalu menarik untuk dipandang dengan mata telanjang seperti itu.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang