S1: 43

398 26 15
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 43
~~~~~~~~~~~~

Kerah baju Lucian sudah melar, kusut, dan sesak. Xavear naik pitam hanya dengan mendengar nama Aeron dari mulut kurang ajar Lucian. Dia tak percaya tapi kenyataan bahwa Lucian rut sejak kemarin membuat otak Xavear bekerja cepat. Terlebih lagi saudaranya itu menunjukkan sapu tangan yang tak asing di kedua matanya. Itu adalah sapu tangan yang Xavear berikan untuk Aeron, tapi mengapa ada di tangan Lucian?

"Gue minta bau manisnya untuk bahan onani gue," Ucap Lucian mentah.

Karena itu Xavear meninju wajah Lucian sampai terhuyung ke belakang. Rasa asin yang dikecap oleh Lucian membuat gusinya terasa perih. Darah juga sudah mengalir di sudut bibirnya dan sorot mata Xavear sudah ingin membunuhnya. Sapu tangan itu di rampas oleh Xavear dan dia melihat noda bekas darah yang tercium manis. Dadanya mendidih dengan nafas yang berderu membawa api. Emosi Xavear kembali tersulut dan dia kembali memukuli Lucian yang tergeletak lunglai tak berdaya karena tubuhnya lelah akibat rut.

"DASAR BAJINGAN!! SIALAN LO!!"

Xavear terus menyerang Lucian. Semua emosinya terlampiaskan saat itu juga. Dia merasa kesal, benci, dan tak mampu untuk menjaga Aeron. Semua emosi itu bercampur aduk dan menyalahkan Xavear. Hidupnya sejak dulu sudah cukup menderita karena semua orang menatapnya tajam seolah tak layak berada di dunia ini.

"Kenapa? Kenapa lo selalu melakukan ini ke gue bang?! Kenapa?" Tanya Xavear kesal.

Sorot mata keemasan yang redup membuat Lucian kesal. Dia tak mungkin selalu berada di bawah untuk dipukuli. Dengan cepat Xavear dia pukul dan digilir ke bawah tanpa melepaskan cengkeramannya. Kesabaran Lucian sudah habis lalu hendak memberikan serangan balik atas apa yang sudah Xavear lakukan padanya.

"Lo mau tau alasannya? Kenapa gue lakuin ini ke lo??" Tanya Lucian dengan feromon alpha miliknya yang sudah mencekik tenggorokan Xavear.

"Argh! Sialan! Lo gak pernah berubah, dasar brengsek!" Teriak Xavear meninju rahang Lucian lagi, tapi serangan itu tetap membuatnya berada di kuasa Lucian, "Jawab lo brengsek!!"

Lucian kembali memukuli Xavear sampai wajahnya memar dan mengeluarkan darah. Matanya sayup tapi penuh dendam, tapi Lucian tetap membenci dan memukulinya.

"Sejak dulu lo merampas semua milik gue. Semuanya!! Rumah, keluarga, teman, dan bahkan Ash! Dia meninggal karena lo Xavear!!" Bentak Lucian kesal.

Suara gelas pecah yang tersenggol jatuh karena tubuh Lucian yang menabrak meja membuat Jeleon segera berbelok ke ruang makan. Baru saja dia selesai menyambut tamu, tapi kini Jeleon harus berurusan dengan kedua lelaki yang tengah berkelahi dan menghancurkan ruang makan.

"SEHARUSNYA LO MATI AJA DI RUMAH ITU SIALAN!!"

"YA!! GUE EMANG BERHARAP MATI DIBANDINGKAN TINGGAL BERSAMA KALIAN!!"

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang