S1: 14

927 70 7
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 14
~~~~~~~~~~~

Aeron hampir terlambat datang ke sekolah. Memang hari ini adalah hari terakhir sebelum weekend, yaitu hari jumat. Memang agak santai, tapi sayangnya tidak bagi guru BK dan satpam penjaga sekolah. Mereka tetap berjaga di depan gerbang sambil membawa buku absen dan gembok gerbang.

Kembali lagi pada kegiatan sekolah di hari jumat, tidak terlalu banyak, tapi ramai. Di jam terakhir mendekati istirahat terakhir, banyak kegiatan yang dilakukan oleh murid di aula, yaitu menonton film sejarah. Sejak pagi Aeron terus berada di dalam kelas sambil menyibukkan diri. Badannya masih lemas, ditambah dadanya terasa sesak. Mengingat perbuatan Revan tadi pagi juga membuat Aeron sakit hati.

"Ron! Ayo nonton di aula," Ajak Ian.

"Gue di sini aja," Tolak Aeron cepat.

"Heh! Sendirian lo disini nanti malah dicurigai, ayo cepetan!" Ajak Ian.

Terpaksa Aeron menerima ajakan Ian. Mereka berjalan menuju aula sekolah sambil membicarakan film apa yang akan ditayangkan, walaupun Aeron tidak banyak bicara. Sesampainya di dalam aura, banyak murid yang sudah duduk di bangku masing-masing sambil mengunyah makanan bawaan mereka. Keadaan sunyi layaknya bioskop, hanya audio dari film yang ditayangkan saja yang bersuara.

"Ayo," Bisik Ian.

Ian duduk di barisan ketiga dari belakang. Sayangnya Aeron memilih untuk duduk di belakang Ian saja karena di sebelah temannya itu ada kursi yang tidak layak untuk diduduki.

"Seret aja kursi belakang ke depan," Bisik Ian yang dibalas gelengan oleh Aeron.

"Gue suka di sini," Tolak Aeron membuat Ian lega. Setidaknya Aeron baik-baik saja di belakang.

Film sudah diputar selama lebih dari 15 menit, Aeron tertarik dengan film perang itu hingga perlahan kepalanya dilanda pusing. Kedua matanya menatap sekeliling dan menangkap benda sekecil apapun itu. Oh, tidak. Sepertinya insting vampire Aeron kembali kumat. Belakangan ini sering kumat dan Aeron lupa memasukkan obat dan membawanya ke aula. Nafasnya tidak teratur hingga tatapannya jatuh pada leher Ian yang berada tepat di depan matanya.

Leher yang mulus itu memperlihatkan pori-pori kulit Ian. Jika dilihat lebih seksama hanya membuat Aeron mencium bau darah yang keluar dari pori-pori kulit itu. Sial, rasanya tenggorokan Aeron menjadi haus. Taringnya siap muncul untuk menggigit leher Ian kapanpun! Secara perlahan, Aeron mendekat dan terus mendekat sampai tiba-tiba tangan seseorang dari belakang membekap mulut Aeron.

"Mhpphh!!-

"Dimana sopan santun mu?" Bisik Xavear.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang