S1: 74

222 18 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

CHAPTER 74
~~~~~~~~~~~

Mentari pagi menghangatkan kebun sayur dan buah milik Malia. Suasana hati wanita itu sudah jauh lebih membaik, terlebih lagi melihat Jeleon yang kini sibuk mengurus tanah humus untuk dijadikan tempat tidur baru bagi bibit-bibit tanaman. Sejak semalam Jeleon tidak bisa tenang karena terus ditakuti oleh pikirannya sendiri, bahkan insting Jeleon sendiri bangkit untuk mewaspadai banyak hal. Oleh karena itu, Malia sangat khawatir bila pikiran Jeleon merusak kesehatannya. Dia pun mengajak Jeleon untuk menghirup udara segar pagi itu sambil bercocok tanam agar pikirannya teralihkan dengan kebun yang segar. Malia cukup lega meski tetap khawatir, tetapi mereka adalah orang paling dewasa untuk menjaga keadaan keluarganya sehingga mengharuskan diri agar tetap tenang.

"Nanti malam kita bisa menyiapkan sup hangat," Ucap Jeleon menyadarkan lamunan Malia dan kembali berkata, "Apa kita perlu memancing ikan untuk menu makan malam juga?"

"Itu ide bagus. Anak-anak akan pulang lebih sore dan aku bisa menyiapkannya dengan tenang," Jawab Malia.

"Apa anak-anak menggangumu saat memasak?" Tanya Jeleon heran.

"Penciuman mereka sangat tajam dan kamu tau sendiri serewel apa mereka," Ucap Malia sambil tertawa.

Jeleon ikut tertawa meski sebentar lalu memandangi langit pagi yang cerah dengan udara dingin. Dia pun menghela panjang nafasnya dan kembali menatap tumpukan tanah di depan mata dengan pikiran kabur entah kemana.

"Aku belum mendapat kabar dari perdesaan itu. Firasatku sangat buruk sejak semalam, terlebih lagi saat melihat kepergian anak-anak ke festival," Ucap Jeleon.

"Kamu terlalu mengkhawatirkan mereka. Lihatlah! Mereka sudah tumbuh dewasa. Mereka pasti bisa menjaga diri," Ucap Malia.

"Kamu tidak mengerti, Malia. Aku sangat ketakutan bila terus mengingat peperangan bersama vampire. Apalagi saat era nenek dan ibu kita dulu!" Ucap Jeleon kini menatap serius Malia.

Hati Malia tersengat kesedihan saat mengingat kekejaman vampire semasa orde lama. Kepemimpinan yang sejak ratusan tahun dipegang oleh Origin berpindah tangan karena pengkhianatan dan pemberontak. Mereka jauh lebih bringas, sadis, juga tak kenal belas kasih sampai tak sedikit vampire menjadi korban. Kaum werewolf juga sama mengkhawatirkan, mereka terus bersembunyi dan mengumpulkan kekuatan untuk memukul mundur para pemberontak vampire setelah kematian Origin. Itu adalah masa paling kelam bagi Jeleon dan Malia yang ketika itu mereka masih sangat muda. Kini mereka tidak mau peperangan kembali terjadi dengan pertumpahan darah dari ras manusia.

"Aku juga sangat mengkhawatirkan Xavear dan anak Origin itu," Ucap Jeleon.

Pria itu sudah berdiri tegap sambil melepaskan sarung tangannya, sedangkan Malia masih diam terbawa arus masa lalu. Menurutnya peperangan sudah kembali terjadi meski secara dingin tanpa terlihat oleh mata telanjang. Hanya saja keadaan semakin mengeruh di saat Vicloan diberikan peringatan oleh Dezastra dan hubungan antara Xavear dengan Aeron belum terungkap.

THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang