•••
CHAPTER 82
~~~~~~~~~~~Gerbang hitam setinggi 3 meter lebih menghalangi jalan masuk ke sekolah itu. Tentu karena jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi dan pelajaran pertama telah dimulai sejak tadi. Aeron hanya memandangi rupa sekolah yang baru dia kenal kurang dari 2 bulan. Dia murid baru dengan pengalaman sosialisasi yang minim, tetapi mendapatkan dua teman baik. Sayangnya kedatangan Aeron ke sekolah itu bukan untuk belajar maupun bertemu dengan kedua temannya, melainkan perpisahan yang entah mengantarkan mereka semakin jauh atau bertemu di sebuah simpang lorong waktu di masa depan.
Aeron tersadar ketika suara Joe terdengar lantang untuk berbicara dengan penjaga gerbang sekolah. Mereka terlihat serius lalu mencapai kesepakatan sampai memberikan akses memasuki gerbang sekolah. Revan masih diam sambil menyibukkan diri dengan tablet canggih di genggamannya. Namun, Aeron tak bertanya dan memilih untuk melihat keluar jendela mobil. Ternyata lapangan sekolah sangat ramai dengan satu isi kelas lewat pelajaran olahraga, tetapi bukan jadwal kelas Aeron. Dia pun melirik ke lantai dua dimana pintu kelasnya terlihat jelas, saat hendak membuka pintu mobil tiba-tiba Revan memanggil namanya.
"Ingat, 15 menit."
"Saya mengerti," Ucap Aeron.
"Saya tunggu di sana dan kamu harus berpamitan tepat di depan mata saya," Ucap Revan tegas.
Kerutan di dahi Aeron terlihat jelas dan dia pun bertanya, "Tapi kelas saya di lantai atas, jadi saya harus ke sana."
"Panggil temanmu untuk turun ke bawah lalu kita pergi," Ucap Revan bagai perintah.
Sebelum Aeron protes sayangnya pria itu sudah membuka pintu mobil sendiri sampai membuat Joe bingung. Mau tak mau Aeron menurutinya dan memilih untuk keluar juga dari mobil itu. Dia pun berjalan menuju koridor sekolah sambil memandangi siswa yang berlalu-lalang dengan tertawa ria, sedangkan tepat di sebelah kanannya terdapat tanaman indah mirip dengan bunga di taman dekat pendopo belakang gedung sekolah. Aeron teringat akan kenangan dia di sana bersama Xavear.
"Loh? Aeron?"
Suara yang sedikit dikenali oleh Aeron. Dia adalah Sam, teman band-nya yang kemarin tampil bersama sewaktu meramaikan festival. Di saat itu juga Revan turut menoleh dan menatap Sam seolah menilai anak lelaki itu sampai membuatnya tak nyaman.
"Sam?"
"Hei, ada apa? Itu ayah lo?" Tanya Sam sedikit berbisik.
Aeron mengangguk pelan meski tak terlihat menjawab pertanyaan itu. Dia segera menarik lengan Sam dan menaruh tangannya di atas pundak temannya itu dengan tatapan gelisah. Melihat hal itu Sam sedikit khawatir juga terdesak.
"Ada apa, Ron?" Tanya Sam.
"Bisa tolong panggilkan teman gue? Kris dan Ian? Kalau mereka masih ada jam pelajaran, tolong melambai dari lantai dua," Ucap Aeron memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OVA [VAMPIRE × WAREWOLF] END S1 ✔
VampireORIGIN VAMPIRE AWAKEN S1 SINOPSIS: Setelah era kejayaan bangsa vampire Dezastra, Aeron menemukan kebenaran pahit tentang masa lalu dan status keluarganya. Pria yang sudah lama Aeron anggap seperti ayah kandung sendiri justru harus menikah dengannya...