12. Panik

1.2K 86 0
                                    

"Please .... I just want to go home. Daddy? Daddy, why are you doing this to me? Who are these people?"

"Look, they are good people. They are here to help."

"What are you talking about? Where's Mom?"

"Mommy is dead, Baby. You know that. You killed her."

"What?"

"You did."

"No, why are you saying these things? Please, I just want to go home."

"Do it! It's the only---"

"Misi, Mbak?"

"Astaga, Tuhan!"

Eshika terlonjak dan mengalihkan pandangannya ke sebelah. Mendapati seorang pelayan yang menghampiri dirinya. Dengan napas tersengal karena kaget, ia mengusap-usap dadanya.

Pelayan pria itu tampak tersenyum geli. "Mbak nontonnya serius banget."

"Aaah." Eshika cengar-cengir malu. Ia mengusap tekuknya. Merasa sedikit tidak enak karena tertangkap basah sedang menonton di televisi yang dipamerkan. "Ehm... kualitas gambarnya bagus," katanya kemudian. Sedikit menutupi rasa canggung dan malunya. "Suaranya juga terdengar nyaring."

"Oh ... Iya iya...." Pelayan itu menyodorkan satu brosur. "Ini daftar harganya. Kalau Mbak minat bisa hubungi saya. Ini nama dan nomor ponsel saya."

Eshika melihat pada stempel nama dan nomor ponsel yang tertera. Tertulis di sana Haikal dan nomor 085x xxxx xxxx.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk kaku beberapa kali. "Ah .... Iya iya, Mas Haikal. Nanti kalau jadi, saya bakal menghubungi Mas. Terima kasih, Mas."

"Iya, Mbak. Sama-sama. Tapi, kalau Mbak masih mau liat televisi tipe yang lain, saya bisa kok nunjukin tipe lainnya yang lagi booming."

Eshika mengerjap. Salah tingkah.

"Mbak suka nonton YouTube? Saya punya rekomendasi tipe yang koneksinya lancar banget."

"Aaah ... itu ...." Eshika mendadak bingung. Sekilas ia celingak-celinguk.

Alex ke mana sih? Beli minum atau beli bensin? Kok lama banget?

Haikal tersenyum ramah. "Mari, Mbak."

Eshika sudah terlalu putus asa dan tak menemukan cara untuk menolak sehingga ia mengangguk. Tapi, tepat ketika kakinya baru beranjak sebanyak dua langkah, terdengar suara.

"Sorry, Esh, lama. Antrinya lumayan juga."

Eshika menoleh dan mendapati Alex yang menghampiri dirinya dengan membawa dua cup minuman di masing-masing tangannya. Cowok itu terlihat menatap Haikal dan tersenyum. Seakan mengerti, Haikal pun berlalu dari sana.

"Kenapa?" tanya Alex kemudian seraya menyodorkan minuman Eshika. "Kamu mau beli televisi?"

Eshika menyambutnya dan cemberut. "Aku bukannya mau beli televisi," ujar gadis itu. "Cuma tadi kayaknya aku keasyikan nonton makanya aku dihampiri sama pelayannya."

Alex terkekeh, sedikit menyeruput minumannya. "Film apa sih?" tanyanya dengan rasa penasaran. Ia sedikit beranjak untuk melihat satu televisi terdekat dari Eshika yang sedang menayangkan satu film. Berlatarkan di tengah hutan dengan nuansa yang menegangkan.

"Promise me you'll stay with me until the end."

"I'm not going anywhere."

"Cross your heart."

Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang