53. Maaf

1K 78 1
                                    

Velly bersenandung kecil seraya celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri bergantian. Kemudian beralih pada ponselnya.

"Lagi nunggu jemputan?"

Velly menoleh dan mendapati Alex yang mendekati dirinya. Cowok itu tampak menepikan motor dan mencopot helm dari kepalanya. Melihat pada Velly yang mengangguk, tapi sejurus kemudian menggeleng.

"Eh?" Alex bingung.

"Maksud aku, aku lagi nungguin ojol aku," klarifikasi Velly seraya tertawa kecil. "Hehehehe."

"Oh ...."

Velly melirik kanan kiri, menyadari bahwa tidak mungkin Alex mendadak menghampiri dirinya kalau bukan karena ada niatan tertentu. Soalnya bukan apa ya. Alex termasuk jarang menegur dirinya. Dan kalaupun Alex menegur, itu bisa dipastikan bahwa berkaitan dengan satu nama. Yaitu, Eshika.

Jadi, daripada mengira-ngira Alex mau mengatakan apa, akhirnya Velly duluan yang bertanya.

"Kenapa, Lex?"

Alex menarik napas dalam-dalam. Terlihat sedikit bertopang pada helm yang ia letakkan di atas tangki minyak motornya.

"Ada yang mau aku tanyain."

Tuh kan ..., pikir Velly.

"Ya tanyain aja. Tentang apa?"

"Eshika," jawab Alex.

Tebakan aku benar, tukas hati Velly.

"Mau nanya apa soal Eshika?"

Wajah Alex terlihat seolah sedang menimbang, tapi sejurus kemudian ia benar-benar mengeluarkan rasa penasarannya.

"Eshika udah punya cowok?'

Velly mengerutkan dahi. Lalu menggeleng. "Setau aku sih dia belum ada cowok. Tapi ...."

"Tapi?"

"Tapi, dia memang pernah cerita kalau lagi naksir seseorang."

Wajah Alex terlihat berubah sejurus kemudian. "Maksud kamu Tama?"

"Tama?" Velly menelengkan wajahnya ke satu sisi. "Kayaknya sih bukan."

"Masa kamu kayak yang nggak yakin gitu," protes Alex. "Kan kamu temennya Eshika."

"Masalahnya Eshika nggak pernah cerita soal cowok itu. Dia nggak pernah ngasih tau aku sekarang itu lagi naksir siapa. Yang pasti adalah dia memang ngomong kalau dia lagi naksir seseorang. Siapa seseorang itu aku juga nggak tau, Lex."

Alex mengembuskan napas panjang. Lalu ia kembali bertanya lagi. "Bukan Tama?"

"Ehm ...."

Kali ini deheman Velly terdengar lebih panjang dari biasanya. Membuat Alex menatap Velly dengan tatapan menyelidik.

"Tama ya?"

Tapi, Velly menggeleng. "Nggak tau sih. Eshika beneran nggak ada ngomong apa pun ke aku soal nama cowok itu. Yah, walaupun ...."

"Walaupun apa, Vel?"

"Walaupun memang akhir-akhir ini aku ngerasa mereka berdua makin lama makin adem, makin akur, dan aura di antara mereka kayak beda banget gitu."

Perkataan Velly seketika membuat Alex menggertakkan rahangnya.

"Nggak tau kenapa sih. Memang mereka sekali dua kali masih sering adu mulut, tapi mereka berdua kayak beda aja gitu ngeliatnya." Velly menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Mungkin perasaan aku aja kali ya? Karena gimanapun juga, kayaknya nggak mungkin banget Eshika bisa naksir Tama." Velly tergelak kecil.

Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang