73. Pertama Kali

1.2K 68 1
                                    

"Untuk aku kan ya, Esh?"

"Iya kan?"

"Untuk aku kan?"

Bibir bawah Eshika maju sekitar satu sentimeter. "Nggak. Itu buat satpam portal gedung."

Tama mengulum senyumnya. Lalu ia beranjak. Mengambil syal itu beserta benang dan satu jarumnya yang masih terpasang di sana.

Cowok itu menunjuk. "Tapi, di sini ada huruf T," kata Tama dengan nada manja.

Masih dengan buang muka, Eshika berkata. "Satpam portal namanya Pak Tarno."

Ih ...

Eshika kadang-kadang gitu deh.

Maka Tama duduk di sebelah Eshika, menepikan sejenak syal yang hampir selesai itu, dan berusaha meraih tangan Eshika. Eh, si cewek sudah keburu merajuk duluan. Kembali membuang muka ke arah lainnya.

Tama beranjak. Berpindah duduk ke tempat yang berbeda. Eh, baru mau ngomong, Eshika kembali membuang muka ke arah semula.

Dan Tama tidak menyerah. Dia bangkit lagi. Pindah lagi, hanya untuk mendapatkan respon yang sama. Lalu, cowok itu membuat keputusan.

Ketika ia bangkit dan Eshika sudah bersiap untuk memutar tubuhnya lagi, eh di saat itu juga Tama dengan segera meraih kedua pergelangan tangan Eshika. Cewek itu hanya bisa melotot terkesiap di saat merasakan tubuhnya yang didorong telentang oleh Tama di atas kasur.

Glek.

Tama menyeringai. Menahan pergelangan tangan Eshika tepat di sisi kepala gadis itu.

"Nah nah nah! Mau ngabur ke mana lagi kamu sekarang?" tanya Tama geli. "Udah nggak bisa gerak lagi kan kalau gini?"

Eshika menarik napas dalam-dalam. Cemberut.

"Minggir, Tam," kata gadis itu.

Tama geleng-geleng kepala seraya bertahan pada satu lututnya di atas tempat tidur. Kan gawat tuh kalau mendadak lutut Tama goyah. Bisa jatuh menimpa Eshika kan jadinya.

Ups.

Sejenak, Tama hanya tersenyum geli melihat Eshika yang berusaha melepaskan diri dari dirinya. Tapi, mau bagaimana lagi ya. Kekuatan Tama tentu tidak sebanding dengan Eshika. Apalagi cewek itu sedang dalam kondisi kurang fit.

"Esh ...."

Sambil mengerang berusaha lepas, Eshika pun bersuara dengan ketus. "Apa?"

"Aku minta maaf."

Rontaan Eshika serta merta berhenti. Ia tertegun dan melihat Tama. Matanya lalu mengerjap-ngerjap.

"Aku tau pasti kamu mau ngasih syal itu untuk aku, tapi aku yang mendadak maksa buat masuk justru mengacaukan rencana kamu," kata Tama pelan. "Aku minta maaf."

Dan pada dasarnya perempuan, ketika ada cowok yang langsung mengakui kesalahan dan minta maaf seperti itu, ya mendadak saja langsung tersentuh hatinya. Begitupun dengan Eshika.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Lalu matanya mengerjap-ngerjap karena merasa panas. Seperti akan ada lelehan air mata sebentar lagi.

"Hiks ...."

Maka paniklah Tama.

Ia dengan segera melepaskan kuncian tangannya di kedua pergelangan tangan Tama. Beranjak duduk dan membantu Eshika untuk duduk kembali.

"Sakit ya?" tanya Tama. "Sorry. Yang itu aku nggak sengaja."

Tama mengulurkan tangannya. Berusaha untuk memeriksa pergelangan tangan Eshika. Tapi, gadis itu menarik tangannya dan sedetik kemudian justru melayangkan satu tinju yang tak seberapa ke dada Tama.

Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang