30. Tamu Tak Diundang

1K 79 1
                                    

"Ting! Tong!"

Tama menggeram ketika mendengar suara bel apartemennya berbunyi.

Orang enak-enak lagi makan, eh pake acara ada yang datang lagi.

Menahan rasa kesal, Tama meletakkan gelas air minumnya. Tanpa sadar bertanya.

"Eh? Siapa?"

Di sebelahnya, Eshika mengernyitkan dahinya. "Ada yang datang, Tam."

"Iya." Suara Tama menyiratkan rasa bingung. "Apa Mama ya?"

Mendengar pertanyaan Tama, sontak saja wajah Eshika memerah.

Masa iya Mama datang lagi? Dan kali ini dengan sengaja memincit bel biar nggak memergoki mereka lagi seperti pagi tadi gitu?

Tama melirik Eshika. "Bentar. Aku lihat dulu."

Dan tanpa menunggu respon Eshika, cowok itu pun dengan segera bangkit dari duduknya. Berjalan dengan setengah malas menuju pintu. Dan ketika sampai di depan pintu, Tama melirik melalui rekaman video bel pintu. Tampak beberapa remaja yang masih mengenakan seragam sekolah berkumpul di depan pintu Tama. Tanpa perlu ditanya, Tama pun segera tau siapanya mereka adanya. Tentu saja itu teman-teman sekolah Tama.

Argh! Ngapain juga sih mereka pada datang ke mari?

Lalu mata cowok itu langsung membesar ketika mendengar kerusuhan di depan pintunya.

"Beneran Tama di sini?"

"Iya tuh. Jangan-jangan dia di rumahnya loh."

"Nggak. Tenang aja. Tadi Eshika bilang sendiri ke aku kok kalau Tama di apartemennya."

Tama mengerutkan dahinya. Melihat seorang cewek yang menutup kepalanya dengan topi. Walau tak kentara, tapi Tama yakin kalau cewek itu adalah Tere.

Sial!

Secepat mungkin Tama berlari ke dalam. Menghampiri Eshika yang bersiap untuk kembali melanjutkan makannya. Mulut cewek itu terbuka, tapi belum sempat Eshika bicara apa pun, Tama keburu berkata.

"Gawat, Esh! Anak-anak pada datang ke sini!"

Mata Eshika melotot. "Apa?"

"Anak-anak," kata Tama panik. "Mereka pada ngumpul di depan."

Eshika bangkit dengan panik juga. "Terus gimana? Apa kita pura-pura ngumpet aja?"

Tama memang memikirkan opsi itu tadi, tapi ....

"Aku khawatir mereka lama di luar malah buat penghuni lain nggak nyaman," keluh Tama.

"Atau ...." Eshika meneguk ludahnya. "Aku ngumpet di kamar aja ya."

Tama menatap Eshika iba. "Nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa, Tam. Aku ke kamar dulu ya."

Tama memegang tangan Eshika. Merutuk ketika kembali mendengar suara bel. "Sorry ya, Esh."

Eshika mengangguk.

"Dan buat jaga-jaga, jangan lupa kunci pintunya. Jangan buat suara apa pun."

Eshika kembali mengangguk.

Tama menarik napas panjang melihat Eshika yang bergegas masuk ke dalam kamarnya. Seraya kembali merutuk, menyugar rambutnya, cowok itu berjalan menuju pintu. Ketika ia membuka pintu terlihat ada tiga orang cowok dan seorang cewek datang ke unitnya.

"Akhirnya dibuka juga!"

"Kirain nggak ada orangnya!"

"Hampir balik lagi kita, Tam."

Sekolah Tapi Menikah "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang