•••
•••
[ 3. ( & ) ✔️ ]
"Woi, Ketua, nih mangsa kita yang kemarin mencurigakan." Rian berjalan mendekati si hoodie hitam, sembari meletakkan laki-laki yang bonyok itu ke hadapan pemuda ber-hoodie hitam yang duduk di atas sofa, menyilangkan kedua kakinya dan tangan bersilang depan dada."Kalian nggak punya hobi lain? Jangan bonyokin anak orang terus. Nggak baik. Bisa-bisa kalian kena karma." Cowok penolong itu memberikan peringatan kepada dua sohibnya.
"Diem lu ah! Kalau nggak tau apa-apa mending nggak usah ikut campur!" celetuk Rian menjawab dengan ketus.
"Siapa namanya ini?" tanya laki-laki ber-hoodie hitam menunjuk pemuda yang tergeletak pingsan dengan wajah yang babak belur.
"Gak tau gue. Tanya Detective kita aja," jawab Rian sedikit seloroh.
Tiba-tiba saja dari arah pintu, tiba seseorang yang langsung mengucapkan seraya memegang sebuah laptop mengarah pada Rian dan dua sohibnya itu.
"Farenn Aksa, 17 tahun.
Tempat tinggalnya ada di apartement gedung dekat sini. Idk, maybe or not, dia tinggal bertiga bersama adik dan ibunya.
Tinggi badan : 170 cm.
Berat badan : 63 kg.
Lahir di Jakarta, 11 Juni 2005.
Skill bela diri sekitar : 80%.
Dari daftar absen, dia paling muda, ada di kelas 10-A, kelas kita." Sela Dion---orang yang dimaksud Rian, masuk dari pintu sembari memberikan informasi lengkap.
Dalam situasi apa pun, Dion selalu muncul dengan bejibun informasi yang entah darimana bisa dapatnya. Tentu saja, ketiga sohib sejoli sejak tadi tercengang sembari menoleh Dion secara bersamaan.
"Nama ibunya---" Dion hendak melanjutkan membagi informasi itu.
"WEHHH! BENTAR! LU MAU BOCORIN NAMA IBU DIA JUGA? KEJEM JUGA LU, DION!" potong Rian merentangkan tangan dan menyuruh Dion berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...