41. ( 173 & 155 ) ✔️

177 24 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 41. ( 173 & 155 )✔️ ]


"Ck, halah cuma naik 5 km aja bangga lo!" ketus Arga sembari memutar bola matanya malas, masih mengendarai motornya di sebelah Nadya dengan laju yang mengikuti per-langkah gadis itu.

"Yang benar cm, bukan km," Nadya membenarkan.

"Ya ya itu, serah lo!" tukas Arga menahan malu karena salah kata. "Yang penting masih bisa sama lo itu udah cukup," gumam Arga di balik helmnya itu

"Minggir, jangan dekat-dekat." Ucap Nadya sembari sedikit menjaga jarak dengan Arga.

"Kenapa?" tanya Arga kembali menoleh Nadya dengan satu alis yang dinaikkan ke atas.

"Aku nggak mau."

"Oh? Gitu?" Arga manggut-manggut. "Gw tolak permintaan lo."

"Minggir," titah Nadya begitu dingin.

"Gak!" Arga tetap menolak meskipun sudah disuruh menyingkir beberapa kali.

"ROBIN!!" teriak Nadya memanggil Robin, yang entah mengapa pasti membuat Arga menjadi terancam.

"HEH!! SSTTT!! Diem, gw sengaja berangkat sekolah awal buat bertemu lo, anjir! Jangan sembarang panggil dia, nanti yang ada beneran dateng tuh anak!" panik Arga reflek menurunkan standar motor dan turun dari joknya seraya membekap mulut Nadya untuk tidak berteriak memanggil Robin lagi. Langkah Nadya pun kini terhenti seketika karena Arga yang melakukan refleknya dengan lumayan kurang sopan.

Perlahan, Arga melepas bekapannya pada mulut Nadya karena merasa kikuk. "S-sorry, reflek."

"Kamu kenapa mengikuti aku terus?" tanya Nadya langsung menatap ke bawah karena sifat pemalunya telah mulai.

"Mau tau banget?"

Nadya mengangguk sembari melangkahkan satu kakinya maju.

Arga menarik bagian tangan atas siku gadis itu, membuatnya tertoleh heran. "Sini bentar."

"Ada apa? Kita bisa bicara sambil jalan ke sekolah. Sebentar lagi juga sampai."

"Gw mau anterin lo, pakai motor."

Nadya menunjukkan ekspresi sedikit terkejut. "Nggak perlu, Arga. Jaraknya udah deket, jadi aku tinggal—"

"Ini masih beberapa meter dari rumah lo, SMA Taruya masih jauh. Jadi, lo harus nurut apa kata gw," potong Arga sambil melepas helmnya itu, dan membuat Nadya menekuk kedua alisnya.

"Aku bukan bawahan kamu yang boleh kamu perintah seenaknya."

"Udah berani sekarang, hah?" Arga maju dengan mendekatkan wajahnya pada Nadya membuat gadis itu resah sembari melangkah mundur karena ingin menjaga jarak. "Lo, gw anter pakai motor."

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang