20. ( 2/3 ) ✔️

221 31 5
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 20. ( 2/3 ) ✔️ ]


Sontak, Arga, Nadya, dan gadis cardigan itu sama-sama terdiam. Semua orang di sini terkicep dalam keheningan dan ketegangan.

Gadis cardigan itu menurunkan bidikan pistolnya pada Nadya. Membuat Arga dan Nadya itu meneguk saliva gugup, gadis cardigan itu mulai melangkah mendekati mereka berdua.

Nadya tertegun dengan perasaan ngeri yang mengelilinginya, sebab gadis cardigan itu tiba-tiba memegangi tangannya dengan erat seperti hubungan kakak adik yang lama tidak bertemu setelah beberapa tahun.

"Kamu di sini rupanya ya," ucap gadis cardigan pada Nadya. Nadya tampak memicingkan matanya tidak suka pada gadis cardigan ini. "Ternyata kamu berhasil lolos dari tragedi rumah kita yang kebakaran? Kenapa nggak hubungi aku? Ayah juga pasti cemas sama kamu."

"Ck, lepas! Nggak usah tanya macem-macem! Jijik gue! Mau apa lo ke sini?!" Nadya langsung menepis tangan gadis cardigan itu dengan perasaan benci.

"Aku cuma mau kamu kembali. Berhenti maksain semuanya. Kalau terus begini, bisa-bisa kamu punya dua kepribadian. Ibu—" gadis cardigan itu berusaha berbicara baik-baik pada Nadya, akan tetapi Nadya terlanjur tidak menyukai kehadiran gadis cardigan ini dihadapannya.

"BA*OT! NGGAK USAH UNGKIT IBU LAGI!" tegas Nadya dengan otot rahangnya yang mengeras.

"It doesn't matter if you think so. Aku cuma memberi tau karena aku sayang kamu," ucap gadis cardigan itu dengan tutur lembut.

"Berhenti sok sayang sama gue. Lo kayak gini supaya semua orang beranggapan gue orang jahat ‘kan!? Kenapa? Gue nggak sangka lo bakal kayak gini," ujar Nadya sembari menggelengkan kepalanya bersama kedua matanya yang berkaca-kaca.

"L-lo siapa?" tanya Arga yang masih kebingungan karena di depannya ada dua sosok gadis yang berwajah sama persis.

Gadis cardigan itu melangkah mundur seusai melihat bahwa Arga tengah berada di sebelah Nadya. Gerak-geriknya seolah menunjukkan sebuah ketakutan dari hati mungilnya itu.

Wait, ketakutan ini.. Kayak kenal, batin Arga menatap gadis cardigan itu. Nada bicaranya juga kagak asing.

"Nadya?" panggilan Arga membuat gadis cardigan itu memberanikan diri menatap Arga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang