•••
•••
[ 56. ( ____? ) ✔️ ]
Wasit--Aldo--yang melongo karena fokus melihat pertandingan hanya bisa kicep melihat pertandingan. "WOAH! PERTANDINGAN SEMAKIN SULIT, BAHKAN SENGIT YAH! KIRA-KIRA SIAPA YANG AKAN MENANG NIH? HAYOOO!" heboh wasit memakai toa ke arah lapangan seraya menyaksikan pertandingan.
"TARUYA! TARUYA!" Teriak siswa-siswa SMA Taruya.
"REINDAN! REINDAN!" Teriak siswa-siswi SMA lawan.
Pertandingan terus berlanjut, sampai tiba saat di mana poin mereka seri, yaitu 10 - 10. Perjuangan yang berhasil mereka jalankan membuahkan hasil, nampaknya masih ada beberapa menit untuk mencetak satu poin lagi, namun tim siapakah yang akan mencetak poin terakhir ini?
Nadya yang nafasnya tersengal-sengal dengan keringat yang mengucuri seluruh tubuhnya dengan wajah serius untuk pertandingan kali ini. Ia menetapkan prinsip untuk memenangkan pertandingan ini, saat ini juga.
Arga dan yang lainnya serta Robin hanya membantu Nadya mencetak poin, mereka bukan berarti tak berguna, justru karena passing dari mereka berdua Nadya bisa melakukan shoot dan dunk dengan lancar tanpa kesulitan.
Mereka semua sedang memikirkan strategi untuk pencetakan poin selanjutnya. Dan, setelah mendapatkan strateginya, mereka akan mendorong Nadya sebagai pusat dan inti untuk keberhasilan dari strategi tersebut.
Dan kini situasi tersebut telah tiba, pencetakan poin terkahir di menit-menit terakhir pertandingan menjadi penetuan siapakah yang akan memenangkan pertandingan bola basket kali ini.
Dengan adanya strategi dari otak Robin yang cerdas, mereka langsung mendapat ide. Mereka berdua pun langsung mencoba memberikan clue pada Nadya untuk bagaimana caranya ia mencetak poin.
Robin yang berdiri beberapa meter di depan Nadya menaruh tangannya di punggungnya, jari telunjuknya menunjuk ke arah kirinya.
Sementara itu Arga ikut berlari berdiri di sebelah Robin melakukannya seperti apa yang dilakukan Robin, tetapi menunjuk ke arah sebaliknya, yaitu kanan.
Nadya yang masih kurang mengerti bingung, namun, Robin dan Arga berlari ke arah di mana tangan mereka menunjuk tadi.
Hah? Mereka memberi kode untuk beri tahu kalau mereka mau ngalihin fokusnya lawan di sebelah mana? Nadya bergumam dalam hati mencoba memahami.
Dengan adanya Robin dan Arga serta tim Taruya yang ikut memecahkan fokus lawan kepada Nadya, membuat gadis itu mendapat jalur lurus ke untuk bisa mencetak satu poin terakhir yang membuat keputusan bahwa SMA Taruya pemenangnya.
Bola basket yang sejak tadi berada pada tangan pemain nomor 15 lawan, namun, berhasil direbut Arga. Lelaki itu langsung melakukan passing Behind The Back Pass ke arah Nadya dengan secepat kilat. Lawan yang hampir menghalangi Nadya dicegat oleh Arga dan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...