•••
•••
[ 74. ( . ) ✔️ ]
"Maafin gw, Nadya. Gw belum bisa jadi saudara yang baik buat lo. Kenapa gw terlalu bodoh, ceroboh, dan egois?! Gw cuma beban di mana pun! Sekarang, lo udah nggak ngerasa sakit lagi 'kan? Lo harus bahagia ya di sana," gumam Nayyara sembari mengelus pipi lembut Nadya, menangis sesenggukan yang begitu menyiksa dadanya.Rajendra yang melingkari tangannya di perut Arga perlahan melepaskannya. Arga dengan kedua kaki yang melemas berjalan menuju jasad orang yang ia cintai.
Pemuda itu lantas berjongkok sembari menatap wajah gadis pujaannya yang pelipisnya dipenuhi darah. Tangisan kembali pecah, air matanya mengalir di pipinya. Menangis tanpa suara, adalah hal yang lumayan menyakitkan bagi beberapa orang.
Arga mengangkat kedua tangannya yang bergetar hebat, kemudian mengelus kepala bagian atas Nadya. "Oi, hari ini, lo ulang tahun? Kenapa nggak bilang? Kalau lo bilang lebih awal, mungkin kado ini bisa gw kasih sebelum lo pergi," kata Arga seraya mengeluarkan sebuah kotak mini yang berisikan sebuah hadiah istimewa darinya.
"Gw berniat bikin acaranya nanti malam. Lo nggak sendirian, Nad. Teman-teman di sekolah sekarang menunggu di rumah lo mau merayakan hari ulang tahun lo. Lo yakin mau pergi gini aja, hah? Pembohong! Lo benar-benar ingkari janji lo selama ini, Nad."
Rajendra yang berada di dekat Farenn merasa iba. Ia tidak menyangka akan kecelakaan ini yang bisa terjadi secara mendadak seperti ini.
Farenn yang tengah berdiri sembari mengusap darahnya yang mengalir karena terus dihajar Arga, tiba-tiba berlari masuk ke dalam truknya, menginjak gas dan berhasil kabur. Rajendra yang tepat berada di depan truk itu pun, nyaris tertabrak. Untungnya ia dengan spontan langsung menyingkir.
Arga yang mendengar suara mesin truk berbunyi bersama gasnya, langsung menoleh dengan wajah yang dingin dan air mata yang masih menetesi pipinya. Pemuda itu lantas mengambil hpnya, kemudian menelepon seseorang.
"Buru Farenn. Ikutin lokasi gw sekarang," titah Arga dengan nada dinginnya.
"Siap, ketua!" sahut semua teman-teman Arga bersamaan yang berada di markas dan di kantor polisi.
Tatkala Arga melihat sekitar yang dipenuhi warga melihat kecelakaan ini, ada seorang warga baik hari yang sudah menelepon ambulance. Dengan cepat, Arga lantas bangkit mendekati ambulance tersebut. "Pak, pacar saya kecelakaan. Bisa tolong bantu saya?" tanya Arga pada warga-warga yang berada di samping taksi ini.
"Tentu saja. Itu adalah tugas kami. Kami hanya meminta Anda untuk memberikan doa terbaik pada korban," jawab seorang petugas ambulance.
"Tolong bawa ke rs. Suruh mereka otopsi. Tunggu sebentar, saya akan antar pacar saya masuk ke dalam mobil ambulance," Arga sontak berbalik badan kembali ke arah Nadya. Pemuda itu berjongkok, kemudian membopong tubuh gadis itu di depannya dengan penuh perasaan yang hancur berkeping-keping tidak bisa dikatakan lewat sebuah kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...