•••
•••
[ 55. ( 3-5 ) ✔️ ]
Wasit dari pertandingan kali ini siapa? Ya, wasitnya adalah Aldo dan Zidan. Banyak yang bertanya, menapa mereka? Karena, mereka adalah teman Arga yang lumayan kalem di antara yang lainnya selain Robin.
"Yo! Gue Aldo di sini adalah wasit yang bakalan mulai permainan ini sebentar lagi. Jadi kalian yang nonton di sini gimana nih? Penasaran gak?" teriak Aldo yang berdiri di lantai dua berseru memakai toa yang dipegangnya bersama Zidan yang berada di sampingnya seraya manggut-manggut ramah.
"IYA DONG!!!" Teriak semua orang yang ada di lapangan bersorak ceria seraya mengangkat tangannya pada wasit.
"Bagus. Sekarang kalian harus salto biar gue mulai pertandingannya." Seloroh Aldo.
"HEH!!" sahut tak terima semua orang.
"Oke oke, gak usah banyak bacot, MENDING KITA MULAI PERTANDINGANNYA YA GES YA!"
"YEAYYYY!!!!" Teriak semringah siswa-siswi yang ada di lapangan SMA Taruya saat ini. "WUOHHH!!"
"1..... 2.... 3.... MULAI!" tukas Aldo menghitung mundur.
Suara sempritan yang ditiup Zidan bersamaan dengan seruan Aldo mulai berbunyi tanda permainan baru saja dimulai.
Bola basket dilemparkan ke langit, Arga nomor punggung 10 dengan lincah langsung mengambil bola dan untuk menerobos daerah lawan. Nafasnya, lawan bernomor punggung 15 berhasil merebut bola dari tangan Arga.
"Ouh shit!" umpat Arga menoleh ke belakang di mana lawan yang berhasil merebut bola langsung berlari sembari melakukan dribel menerobos daerah tim SMA Taruya.
Pemain nomor punggung 15 medribbel terus sampai hampir sampai ke titik goal. Benar saja, musuh sudah lebih awal mendapatkan poin daripada tuan rumahnya sendiri.
1...
2...
3...
Poin didapatkan oleh musuh terus secara beruntun tanpa henti. Tim SMA Taruya kini semakin risau kalau kejadiannya seperti ini terus-menerus. Mereka harus segera mendapatkan posisi, poin, serta strategi yang bagus untuk mendapatkan poin dan memenangkan pertandingan kali ini.
Rian yang sembrono dan cekatan langsung mengambil bola basket itu saat musuh sedang men-dribble nya. Sontak, hal itu membuat Rian menjadi incaran dan menjadi target lawan untuk dicelakai. Tim lawan terus mengejarnya sampai titik mana pun, bahkan jika tak ada celah sekali pun.
Tatkala Rian lengah, bola itu berhasil direbut kembali oleh lawan. "Sial!" geramnya seraya berdecak sebal.
Rian yang kesal segera berlari mencoba merebut bola. Larinya sangat cepat. Bahkan, bisa mengimbangi gerakan pemain bernomor punggung 15 yang membuat Arga kikuk itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...