7. ( ♡?? ) ✔️

436 46 6
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

[ 7. ( ♡?? ) ✔️ ]


"Ergh! Ma-maaf, Wakil Ketua Geng Motor SETA, Robin," ucap Mahen langsung menundukkan karena nyali yang menciut, apalagi ketika melihat di sebelah Robin ada Rian yang memegang pentungan pada pundaknya.

"Lain kali, kalau lo mau ngoceh, bilang di depan gue. Jadi, biar sekalian gue bisa tendang muka lo ke Neraka!" sarkas Rian yang memegang pentungan di pundaknya kini berjalan ke arah Mahen.

"Buat lo yang ngatain Nadya cewek centil, lo mau mati hari apa, hah?" tanya Robin membuat Mahen dan Arzan bergidik ngeri. "Sampai gue dengar lagi di antara kalian semua yang hina Nadya, jangan harap tangan gua nggak bakal kotor sama semua darah lo-lo pada!" ancam Robin yang ikut mendekat pada Mahen dengan tatapan remeh.

"Rian," panggil Robin.

"Hm?" sahut Rian dengan kelopak mata yang malas.

"Cabut," pungkas Robin masih menatap rendah Mahen yang sedikit lebih pendek darinya.

"Siaap," balas Rian sembari berbalik badan meninggalkan mereka semua. Robin pun turut ikut berbalik badan dan meninggalkan mereka.

"Zan, gue takut ih! Serasa mau dibunuh gue!" bisik Mahen memegangi pundak Arzan dengan tangannya yang sedikit gemetar.

"Lagian elo sih! Pakai ngoceh plus ngatain Nadya segala tadi!" cibir Arzan mengomel.

"Ck, kok lu jadi ngomel juga sih, Zan?" Mahen mengomel.

"Ya emang salah lo tuh!"

🔷🔷🔷

Selepas Arga meninggalkan Nadya sendirian di sana, gadis itu kini bangkit kemudian berjalan perlahan dengan tubuh yang basah kuyup, kedua mata begitu sayup, langkahnya yang begitu mengisyaratkan berapa lelahnya ia tatkala jalanan di atas jembatan tengah berlalu-lalang kendaraan. Pagi menjelang siang ini sedikit terik. Angin yang berhembus, kala sinar matahari menerangi bumi membuat tubuh menjadi segar dan suasana yang sejuk.

"Huftt... " Nadya menghembuskan nafas leganya seraya berjalan pelan dengan rok mini sekolah dan seragam yang basah kuyup. "Pada akhirnya, aku bolos hari ini."

Saat ini, seorang Nadya tengah dilanda kebosanan. Gadis itu hanya bisa berjalan pelan seraya memandangi pemandangan sungai yang indah dari tepi sini. Air sungai yang begitu dalam dan dingin, mengalir begitu tenang mengikuti arus jalannya. Ranting pepohonan yang membuahkan setangkai bunga mawar yang indah di tepi sungai. Serta, rerumput liar hijau segar di pinggiran sungai selalu terawat dengan alami. Rumput daerah sini sering tumbuh, hanya terkena tetesan air hujan, akar pun merespon. Lihatlah, betapa luar biasanya kejadian alam yang luar biasa ini. Begitu indahnya ciptaan Tuhan, selalu membuat para makhluk ciptaannya terkagum sendiri atas keagungan-Nya.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang