50. ( ...Mother ) ✔️

166 22 7
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 50. ( ...Mother ) ✔️ ]

"Udah, ya, aku mau kita putus! Aku gak mau sama cowok kayak kamu yang bau, dekil of the kumel, geseng, buluk, item, yang nggak modal rexona, terus dakian, alisnya kayak nyatu pula, udah gitu jidat segede masa depanku, kreatif kere dan aktif, juga nafas baunya jengkol banget, kamu juga gino!" cewek itu body shaming cowoknya.

"Eh, namaku bukan Gino." Sahut cowok itu.

"Gino itu Gigi Nongol, dan itu kayak kamu sekarang!"

"Wanjer, teori baru," ujar Rian dengan wajah cemerlang.

"Tapi, yangg, besok kan aku mau olimpiade matematika, yang. Masa kamu bodi sheming? Kan aku pinter" cowok itu berusaha meyakinkan ceweknya agar tidak memutuskan hubungan pacaran mereka.

Rian, Arga, Robin, Farenn, Arzan dan Rio, bukannya memisahkan dan memberhentikan mereka berdua yang bertengkar malah memperhatikan mereka berdua bertengkar sampai akhir. Sungguh manusia bodoh yang idiot serta biadab tak ada akhlak.

"Hubungan yang rumit ya," ucap Mahen sambil memakan popcorn di sebelah Rian.

"Bisa makan popcorn-nya gak usah di samping kuping gue nggak? Berisik anjir!" omel Rian.

"Si kecil mulai aktif ya, bund," sindir Arzan, tersenyum melihat Rio dan Rian.

"Lu," Rian menunjuk Arzan, "diem!"

"Udah ah! Aku gak mau ya kamu ngejar-ngejar aku lagi!" tegas cewek itu berbalik badan dan meninggalkan pemuda itu sendirian.

"Iya, iya," cowok tersebut menurutinya dengan nada yang lesu, ia cemberut serta murung terlihat jelas di mukanya.

"Kasian, ya, hehe" ucap Arga bersimpati pada cowok itu.

"Lu ngapa ketawa, jir?!" Rian terheran-heran.

Arga menggeleng. Tiba-tiba saja, ia memiliki ide jahanam dalam benaknya untuk menjahili sahabatnya itu. "Ian Ian, coba ngomong blok aku go tapi cepet dan diulang-ulang," ujar Arga menyuruh Rian mengucapkannya.

Alhasil, Rian sungguh-sungguh mengucapkan kalimat itu sampai ia tersadar, "blok aku go, blok aku go, blok aku go blok, blok aku go blok aku goblok..." Rian termangu sejenak seraya memikirkan kalimat itu. "ANJIM LU, GA!" ketus Rian menepuk bahu Arga.

Arga hanya tertawa cekikikan mendengar sahabatnya benar-benar mengulangi ucapan itu sampai baru menyadarinya. "Sante-santee, yang ini aman nih. Coba, seng paku bolong."

Rian mengenduskan napasnya. "Awas lu!" ancam Rian menundingkan jari telunjuknya pada Arga. "Seng paku bolong, seng paku bolong, seng paku bolong, sempak ku bolong, seng..paku bo-long, seng paku bolong, sempakku bolong, sem..pak ku..? Bolong?" Rian termenung sejenak.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang