63. ( - ) ✔️

158 19 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 63. ( – ) ✔️ ]


"Oke," sahut Dion dengan cepat.

"Temui sampai dapat. Kalo gak dapet, kita buru Bu Yura," titah Arga dengan wajah yang amat serius menatap wajah Nadya. "Ini pasti berhubungan sama dia. Karena dia adalah anaknya. Berani banget si Widya itu bikin bocil gw menderita!"

Arga mengangkat tangannya, lalu memegang rambut Nadya yang ada di pelipis kirinya perlahan dengan lembut.

Ndek? Jangan nyakitin diri lo sendiri ya. Jangan bikin gw khawatir setiap saat sama keadaan lo. Gw gak mau lo terluka lagi.

Semua teman-teman Arga yang berdiri dan duduk menatap Arga dan Nadya dengan tatapan tunduk pada perintah Arga, bercampur dengan perasaan kesal dan marah pada orang yang melakukan sesuatu yang membuat Nadya sakit.

Beberapa kawan Arga menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari menahan amarah pada kejadian yang tidak menguntungkan mereka ini membuat Queen-nya SETA sakit.

"Bu Yura sekarang ada di Apartment gedung di dekat pusat kantor polisi, tempat dia tinggal di sini," sela Dion dengan cepat menemukan lokasi Bu Yura berada sekarang.

"Right. Besok pagi, kita harus tanya dia dulu," ujar Arga. "Kalau dia gak mau kasih tau, PAKSA! Sesekali kita perlu ingatkan mereka, jangan pernah lagi untuk ganggu cewek gw!"

"Dasar keterlaluan!" timpal kesal Robin berlirih.

Semua kawan-kawan Arga tanpa marah dan begitu geram dengan perlakuan Widya kepada Nadya yang tidak manusiawi sejak dahulu menindasnya.

🔷🔷🔷

Tatkala petang telah tiba. Nadya perlahan membuka matanya, lalu bangun untuk duduk terlebih dahulu. Matanya berkedip, nyawanya seakan belum menyatu semua.

"Hoho? Kalian temannya Nadya kelihatan sangar banget ya?" ujar Pak Bian duduk di sofa bersama Arga dan ketiga Petinggi SETA, sementara anggota SETA lainnya duduk di lantai karena tidak kebagian tempat duduk di sofa. "Nadya hebat ya, bisa berteman dekat dengan kalian yang kalah dilihat dari luar aja udah bikin takut."

"Hehe, bisa aja bapak mertua!" jawab Arga cengengesan.

"Heh, anak setan!" Tegur Rian yang begitu geram pada Arga.

Nadya yang mendengar percakapan mereka langsung berdiri lalu keluar dari kamar. Arga dan yang lainnya langsung sadar akan Nadya yang baru saja keluar dari kamarnya.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang