•••
•••
[ 47. Maid In SMP Anggrek Bangsa ) ✔️ ]
Nadya kicep, dan hanya menatap Rajendra penuh pertanyaan besar dalam benaknya. "Aku udah lihat rekamannya.""Lo nggak takut mati?" tanya Rajendra dengan nada berbisik.
"Enggak," jawab Nadya. "Tenang aja, sejak dulu, aku nggak pernah merasa hidup."
Rajendra tertawa kecil. "Lo yakin bisa atasi semua ini?"
Nadya mengangguk pasti.
Rajendra mengingat kejadian di siang tadi. Pemuda itu lantas tersenyum miring. Memikirkannya terus membuat semua fikirannya menjadi rumit dan berantakan, ia sontak bangkit dari kursinya dan merentangkan tubuhnya di atas kasur kamarnya.
🔷🔷🔷
Selepas keluar dari kantor polisi, Nadya memutuskan untuk mampir ke sebuah cafe kopi untuk membelinya agar bisa ia seduh di rumah bersama Frea.
"Mbak, tolong satu kopinya," pinta Nadya yang baru saja tiba di tempat pemesanan.
"Baik, kak, tolong ditunggu," sahut ramah gadis pegawai kopi itu. Pegawai kopi itu pun pergi ke dapur untuk membuat kopi pesanan Nadya dan pelanggan lainnya.
Saat Nadya menunggu di depan meja pesanan, tiba-tiba, datang tiga gadis dari pintu masuk. Pembicaraan mereka terlalu bising dan kencang sampai pelanggan-pelanggan di cafe melirik aneh. Namun, tiga gadis itu tidak mempedulikannya, mereka berjalan bersama mencari tempat untuk duduk dan menikmati sebuah kopi.
"Eh eh, kalian masih inget cewek bego yang dulu di SMP gue jadiin babu nggak?" tanya penengah orang itu sembari menempati meja dan kursi di dekat Nadya berdiri sekarang.
"Oh si cupu ya, kenapa?" sahut temannya bertanya.
"Pengen banget deh, gue ketemu dia lagi, haha!"
"Loh kenapa?" tanya temannya yang satu lagi.
"Pengen jadiin dia babu gue lagi dong!" ucapnya dengan senyum lebar.
"Wah gila lo!" kata temannya tersenyum seraya mengernyitkan keningnya.
Nadya hanya diam, berdiri di depan meja pesanan sembari melirik tajam ke arah tiga gadis itu.
Saat tengah melirik, orang yang menjadi penengah itu secara kebetulan menyadari hal tersebut. Sontak, dengan cepat Nadya membuang wajahnya, mengalihkannya ke arah belakang, agar gadis penengah itu tidak dapat mengenalinya.
"Heh heh, itu kayak Nadya gak sih?" tanya orang yang sempat memergok Nadya meliriknya.
Ucapan itu terdengar oleh Nadya. Membuat gadis itu seakan masuk ke dalam sarang ular yang tengah tertidur. J-jangan-jangan... Gadis itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
KEPINGAN LANGKAH
Teen Fiction"𝘼 𝙂𝙄𝙍𝙇 𝙒𝙄𝙏𝙃 𝙃𝙀𝙍 𝘾𝙊𝙐𝙍𝘼𝙂𝙀" ⚠️ 𝗪𝗔𝗥𝗡𝗜𝗡𝗚! Terdapat kata-kata kasar, pembunuhan, penindasan/bullying, misteri, depresi, teka-teki dll > blm revisi sepenuhnya. "Aku akan mencoba nggak takut. Semua orang di dunia ini pada dasarny...