35. ( " >> )✔️

183 26 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

[ 35. ( " >> ) ✔️ ]


"ARGGHH!!" jerit om genit itu kesakitan memgang tangannya yang tertembak peluru.

Nadya sedikit bingung yang tercampur rasa terkejut. Ia lants tersenyum miring karena bisa mendapat kesempatan emas ini. Dengan cekatan, gadis itu mengangkat kakinya mengarahkan ke selangkangan om itu sampai tendangannya mengenai tepat pada sset pribadi milik om itu. Ini dinamakan, teknik tendangan menghancurkan masa depan!

"Ueghh... " om genit itu mengerang kesakitan sembari memegangi miliknya yang terasa sangat ngilu.

Nadya hanya tertawa kecil sembari mengangkat kedua alisnya.

Anak buahnya yang lain langsung geram dan mencoba menyerang Nadya. Nahasnya, Nadya bisa menghindari setiap serangan bela diri mereka dengan hebat dan lincah. Nadya beradu tinju dan tendangan dengan mereka, sungguh pertarungan yang epic.

Sampai suatu saat, tiba seorang yang menghentikan pertarungan itu. "Berhenti!" tutur seorang polisi tiba-tiba dari kejauhan datang mengarahkan pistol ke arah om genit itu.

"Hoo? Ada apa ini? Kenapa kalian cepat tanggap? Apa kalian begini karena cewek ini?" ketus om itu sambil memegangi asetnya yang terasa perih setelah ditonjok Nadya.

"K-kalian harus ditangkap polisi, karena sudah berusaha berbuat kekasaran terhadap seorang wanita!" tegas Frea dari belakang polisi itu bersama beberapa polisi lainnya yang mengarahkan pistol ke om genit itu.

"Apa?!" terkejut om genit itu melihat banyaknya polisi yang datang bersama Frea.

"Benar!" seorang polwan mengangguk sembari mengarahkan pelatuk pistol pada om genit iru. "Mbak, tolong bantuannya, Nona Frea," ujar polisi itu melirik Frea yang berada di sebelahnya.

"Baik!" sahut Frea dengan antusias pada polwan itu.

Om genit itu berdecih. "Semuanya! CABUTT!" titah om itu memerintah teman-temannya untuk kabur dan menjauh dari para polisi.

Semuanya pun sontak berlari, dan para polisi dengan sigap memburu mereka.

Nadya yang sedang berdiri terdiam sambil melihat polisi yang tengah mengejar kelompok om genit tadi.

"Apa Anda baik-baik saja?" tanya Frea berjalan mendekat Nadya dengan raut wajah cemasnya.

"Iya," jawab Nadya dengan senyum tipisnya.

"Baguslah.. Alhamdulillah." Cakap Frea mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

🔷🔷🔷

Arga dan Robin yang tengah terkepung. Suasana hening tanpa suara, tanah yang lebat debu pasir, tembok-tembok terbuat dari beton putih, tidak ada satu pun orang yang melalui daerah sini, bersama hembusan angin sejuk yang mengiringi keadaan tegang, membuat Arga dan Robin semakin cemas akan kondisi berbahaya ini jika sampai salah langkah sedikit saja.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang