21. ( EDC $ ) ✔️

239 32 0
                                    

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[ 21. ( EDC $ ) ✔️]

Nadya melirik Arga yang berada di belakangnya tanpa lelaki itu ketahui. Dengan berat hati, akhirnya Nadya kembali menaruh tas tersebut dan langsung berjalan kembali mencari yang murah saja.

Arga ikut berjalan di belakang Nadya. Dengan cepat tanpa sepengetahuan Nadya, tangan Arga mengambil tas yang baru saja diletakkan Nadya.

Pemuda itu berjalan cepat berada di samping Nadya. "Sini." Arga menarik kerah baju bagian belakang Nadya menuju arah kasir.

Tatkala Arga berada di depan kasir, ia langsung meletakkan tas yang ia bawa pada meja kasir.

"Baik, harganya 275.000,00 Ribu Rupiah, kak," ucap kasir setelah scan label kode batang pada produk tas tersebut.

Nadya yang sedang bingung langsung tercengang ketika melihat tas ia taruh tadi diambil Arga dan dibelinya tanpa pandang harga dahulu.

Arga merogoh saku celananya, kemudian mengeluarkan satu kartu hitam andalannya. "Pakai kartu bisa?"

"Bi-bisa, kak," gugup mbak kasir seusai melihat black card milik Arga.

Pemuda itu pun memberikan kartunya itu pada mbak kasir. Kasir itu pun mengambil kartu tersebut dan menggesek kartu pemuda itu pada EDC.

"Ini, kak." Kasir itu memberikan kembali kartu Arga padanya.

Arga dengan cepat langsung mengambil tasnya, menarik tangan Nadya keluar toko. Bawa." Arga memakaikan tas baru itu pada punggung Nadya.

"Udah, Ga, aku mau pulang."

"Belum. Sepatu lo yang lama masih zaman 1945."

"Tapi—"

"Diem!"

Akhirnya, Arga dan Nadya memasuki toko sepatu. "Pilih. Sekali lagi lo mikirin harganya, gw bakar nih mall," ancam Arga. Pengunjung yang berada di sekitar mereka lantas menoleh terkejut pada pemuda itu yang mengancam akan membakar mall ini.

Nadya dengan cepat langsung berlari dan mengambil sepatu yang murah dan menurutnya cukup bagus. Setelah itu, ia kembali berlari menuju Arga memperlihatkan sepatu yang ia sukai.

"Selera lo nggak bisa lebih tinggi lagi?" ketus Arga bertanya.

"Maaf." Nadya menunduk murung.

"Mbak! Di toko ini sepatu yang paling bagus tolong dibungkus sekarang juga!" pesan Arga pada seorang karyawan toko sepatu.

KEPINGAN LANGKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang